Kan belakangan ini ada pandemi Covid-19. Ada dampaknya?
Dampak banget. Kan orang juga maksudnya aksesoris (itu) kebutuhan untuk tampil ke kondangan, pesta. Nah kan sekarang nggak ada acara kaya gitu, jadi nggak perlu juga.
Kalau online-nya ya, alhamdulillah masih bisa. Ini memang bisnis utama saya. Udah bisa, alhamdulillah masih dimampukan untuk mencukupi kebutuhan dan membantu keluarga.
Anda korban kekerasan dalam rumah tangga, disiram air keras oleh mantan suami. Bisa ceritakan kisah itu?
Baca Juga: Kisah Nur Jazilah, Bangkit dari Keterpurukan Korban Penyiraman Air Keras
Nggak boleh diungkit-ungkit, itu masa lalu. Harus membuka lembaran baru, tidak boleh membuka lembaran lama. Saya itu fokus ke depan mas, bukan lihat ke belakang.
Ya, mungkin keinginan untuk pulih yang mendorong saya buat semangat, walaupun sempat down aja. Nggak semudah (itu) ngomong kuat, tapi ada prosesnya. Tapi kan demi perubahan yang lebih baik, harus tegar dan sabar.
Saya dirawat di rumah sakit 8 tahun. Ya, kan operasi, dirawat secara physically, jalani operasi beruntun kalau sama, yah.. Termasuk ini ada dokter psikiater mendampingi supaya bisa tetap menjalani. Saya nggak ada sakit apa-apa.
Anda katanya harus operasi wajah 17 kali, bagaimana ceritanya?
Operasinya 18 kali. Ya, memang prosedurnya gitu, nggak bisa langsung instan. Jadi selama 8 tahun tadi. Tapi ada kok, ada operasi lanjutan. Sekarang kontrol ya. Kalau operasi, ya nanti kalau Covid reda, baru mau operasi. Karena masih ada yang perlu diperbaiki lagi. Nunggu situasi redah banget lah.
Baca Juga: Novel Tak Lagi Berharap Keadilan di Sidang: Sudah Terlalu Jauh dari Nalar
Lalu bagaimana Anda bisa bangkit dari keterpurukan?