Suara.com - Saat ditemui, Siti Nur Jazilah atau yang biasa disapa Lisa, tampak antusias dan penuh semangat. Perempuan berusia 36 tahun yang merupakan korban penyiraman air keras itu pun tak ragu bercerita banyak soal bisnis perhiasan lewat label Lisa Jewelry Handmade yang ditekuninya, dan sejauh ini cukup sukses ia jalani.
Berikut sedikit petikan wawancara dengan Lisa, termasuk cerita bagaimana ia bangkit dari keterpurukan sampai membuatnya sukses jadi pebisnis perhiasan. Juga bagaimana ia tegas ingin melupakan peristiwa tragis penyiraman air keras oleh sang mantan suami belasan tahun silam yang telah membuat wajahnya rusak.
Bisa Anda cerita bagaimana memulai bisnis perhiasan?
Mulai tahun 2009, zaman dulu masih di RS. Awalnya ya, belajar-belajar aja di RS, ngisi-ngisi waktu. Belajarnya banyak, nggak ini aja, nggak hanya aksesoris. Tapi cocoknya ya di sini, sesuai dengan minatku kali ya.
Baca Juga: Kisah Nur Jazilah, Bangkit dari Keterpurukan Korban Penyiraman Air Keras
Sebenarnya saya orangnya suka aja (untuk) ta' pakai sendiri. Karena suka, ta' otomatis kan nyoba bikin. Kapan dulu kan pernah nyoba jahitan atau apa, macam-macam kerajinan, lukis juga. Tapi kesukaannya di sini di perhiasan.
Awalnya saya bikin gelang. Dulu kan kosong banget, nggak ada kegiatan. Aku kan keluarnya tahun 2014.
Lebih ke passion-ku, minatku lebih ke situ. Aku nggak perlu guru, bisa. Imajinasiku di aksesoris, walaupun masih biasa-biasa, tapi paling enggak kan bisa lah.
Aku nggak pernah kursus, dari diri sendiri. Pertama diajarkan sama istri dokter, itu nggak sampai 10 menit. Dia kan ngasih alat-alatnya.
Kalau di rumah sakit, dulu juga sering saya diliput waktu di RS dulu.
Baca Juga: Novel Tak Lagi Berharap Keadilan di Sidang: Sudah Terlalu Jauh dari Nalar
Aku mungkin sekarang online, kalau dulu ya bazar-bazar gitu. Kemarin ikut event bazar gitu lah. Cuman karena memang lagi Covid-19, ya jarang ada acara, online semua. Kalau entar kondusif lagi, ya aktif lagi.