Salah satu sebab mengapa saya tidak kembali ke Indonesia lebih awal karena ada dalam diri saya rasa takut to go back to Indonesia.
Kenapa takut?
Perasaan itu muncul karena saya berdarah campuran, ada Batak, Polandia, Belgia. When you are mixed, sometimes your identity could be problematic. Saya khawatir jangan-jangan saya tidak diterima di sana. Kita tidak tahu apakah orang akan senang bertemu anda. Sempat terpikir, apakah kita harus memilih one culture. Tentu saja tidak, tapi itulah ketakutan dalam diri saya sebagai orang berdarah campuran. Tapi sekarang saya sudah dapat mengatasinya. I embrace the culture very much. So no problem.
Apakah ada kendala lain untuk menggelar konser di Jakarta?
Baca Juga: Wawancara Khusus Sevo Widodo, Warga Global Pendiri Silicon Bali
Jarak yang jauh (antara Brussels dan Jakarta) juga merepotkan terutama untuk urusan prosedur dan difficult to rehearse. Tapi saya harus kembali ke Indonesia untuk mewujudkan ini. We have to find one moment to make it happen.
Siapa pianis dunia yang Anda kagumi?
Martha Algerich (pianis klasik keturanan Argentina, salah satu pianis terbesar saat ini, Red). She is a great pianist. Saya sudah beberapa kali konser bareng. Kepribadiannya pun bagus. She is very generous, very giving.
Apakah orang kerap bertanya soal nama keluarga (Gurning) yang Anda pakai?
Oh of course, di banyak kesempatan orang bertanya-tanya. Mereka sering menyangka Gurning itu dari Jerman. I think because of the ‘Gu’ and ‘Ing’. Saya sering harus menjelaskan. Make lecture about it. Ha ha...
Baca Juga: Penyanyi yang Bikin Heboh America's Got Talent 2020 Ini Orang Batak?
Kontributor : Rin Hindryati