“We have to find one moment to make it happen.”
Alexander memang cinta Indonesia, terutama Parapat, kota turis di tepi Danau Toba, yang merupakan daerah asal ayahnya. Anak bungsu dari 2 bersaudara ini perrtama kali menjejakkan kaki di tanah leluhurnya tersebut saat masih berusia 8 tahun.
Sebagaimana umumnya anak blasteran, kebulean lebih mencuat pada penampakan Alexander Gurning. Kebatakannya hamper tak tampak. Meski demikian, dia menyatakan sangat bangga menjadi orang Batak.
“Secara hati-hati, Ayah terus menanamkan agar kami bangga menjadi Batak, menjadi marga Gurning. Tentu saja saya bangga menjadi marga Gurning,” ucap pria berambut keriting yang beristrikan seorang imigran Kongo, Afrika. Pasangan ini tengah menanti anak kedua.
Baca Juga: Wawancara Khusus Sevo Widodo, Warga Global Pendiri Silicon Bali
Saat Suara.com meminta dia memainkan lagu batak berjudul “Lisoi” karya komponis-Batak terbesar, Nahum Situmorang, dengan antusias Alexander langsung meng-iyakan. Setelah kami kirimi rekaman lagu “Lisoi” yang dibawakan Trio Ambisi, dia pun meminta waktu untuk berimprovisasi. Hasilnya dapat dinikmati dalam video terlampir.
Perbincangan dengan Alexander berlangsung selama kurang lebih 45 menit. Berikut ini petikan wawancara lengkap (yang sudah diterjemahkan) kontributor Suara.com Rin Hindryati dengan Alexander Gurning di Brussels, Belgia, dengan aplikasi Zoom.
Bagaimana Anda menghadapi pandemi Covid-19?
Keadaan saat ini tidak seberat dulu ketika awal-awal impediment (kesulitan akibat pandemi Covid-19, Red). Pemerintah memberlakukan lockdown pada 16 Maret lalu. Sekarang pun kita masih belum boleh bertemu keluarga dan ke tempat kerja. Anak-anak belum diizinkan ke sekolah. Restoran dan kafe serta bioskop juga masih belum diizinkan buka. Kita harus (membiasakan) diri hidup dengan keadaan normal baru. Perlahan kita akan menuju ke keadaan normal.
Bagaimana pandemi Covid-19 mengganggju jadwal konser Anda?
Baca Juga: Penyanyi yang Bikin Heboh America's Got Talent 2020 Ini Orang Batak?
Ya, tentu. Ada sekitar 20 konser saya (piano klasik) yang dijadwalkan hingga November, telah dibatalkan. Bahkan ada konser untuk digelar Desember pun nampaknya sulit terlaksana. Panitia kesulitan mengorganisir konser tersebut karena tidak bisa mempromosikan. Apalagi sebagian dana telah dialihkan untuk hal lain terkait penanganan kesehatan. Menurut saya itu wajar.