Wawancara Khusus Sevo Widodo, Warga Global Pendiri Silicon Bali

Rabu, 27 Mei 2020 | 07:01 WIB
Wawancara Khusus Sevo Widodo, Warga Global Pendiri Silicon Bali
Ilustrasi wawancara Sevo Widodo. [Foto: Instagram @sevowidodo / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketiga, kenapa saya betul-betul adore dia, karena saya witness tempat dia dari kecil, tempat dia grow di Lisbon. Dia lahir di Madeira dan kemarin Silicon Bali sempat lihat ke Pulau Madeira. Lokasinya jauh, 2 jam dari Continental, lebih dekat ke Afrika daripada ke Eropa. Jadi kayak Pulau Nias gitu. Kecil, jauh dari mana-mana. Penduduknya hanya sekitar 300 ribuan orang. Kalau ke sana susah, harus naik pesawat.

Menurut saya Cristiano Ronaldo itu benar-benar luar biasa. Kita lihat daerah sekitar rumahnya yang hilly. Rumahnya pun kecil. Saya betul-betul adore dia. Saya juga lihat lapangan bola tempat pertama kali dia main. Jelek dan kumuh. Tapi betul-betul dari situ sampai dia menjadi selebriti, orang paling sukses di dunia sekarang.

Ini di meja saya ada foto yang dia tanda tangani. Waktu itu sempat nonton saat main di Real Madrid.

Anda sendiri, kapan pertama kali muncul minat untuk travelling?

Baca Juga: Agus Sudibyo: Negara Harus Hadir untuk Membantu Pers agar Tetap Hidup

Sejak kecil saya sudah suka travelling dan melihat dunia. Kalau anak-anak kecil lain minta barang sebagai hadiah, saya selalu minta trips and experience.

Hal yang saya suka adalah trying something new. Most importantly, saya kalau travelling gak suka hanya visit, tapi paling suka benar-benar getting immersed di tempat-tempat locally; which is juga value yang Silicon Bali buat.

Jadi tempat opportunity di mana Anda bukan hanya travel tapi juga bakal immersed di tempat-tempat lokal.

Ini mulai benar-benar sejak saya SMP. ikut pertukaran pelajar. Saat di universitas, saya dipilih mewakili universitas sebagai top 15 student untuk ikutan pertukaran pelajar ke Singapura, Cina, dan Denmark. Sejak dari situ saya mulai suka pattern-nya. Jadi saya bukan hanya travel ke sana, tapi tinggal dua, tiga, atau empat bulan di tempat-tempat ini. Teman-teman saya lokal semua, bergaul dengan mereka, datang ke aktivitas lokal, dan melakukan yang orang-orang lokal lakukan.

Satu hal yang saya barangkali different dengan student Indonesia lain, saya tidak hang out dengan orang Indonesia selama di tempat-tempat ini. Di mayoritas tempat, saya malah belum pernah ketemu dengan orang Indonesia. Bukan untuk menghindar tapi ingin fokus experience di tempat itu dengan orang lokal. Saya gak mau tinggal jauh-jauh di Denmark, (tapi) 4 bulan kerjanya only hang out dengan orang Indonesia; kalau begitu ya ketemu di Jakarta aja.

Baca Juga: Wawancara Virtual, Selingkuhan Presenter Ini Tak Sengaja Nongol di Video

Saya ingin lives sebagai orang lokal. Itu yang saya akan lakukan long term.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI