Kemudian dari situ, karena di rumah ada kamar kosong di lantai 2 yang biasa untuk tamu, jadi saya memilih untuk isolasi mandiri di ruang itu. Karena pertimbangan saya adalah segala keperluan saya masih bisa dicukupi, karena di rumah istri saya anggap pasti positif, tapi dia tidak ada gejala demam. Sementara saya yang demam terus, tiap hari saya demam.
Dari tanggal 23 (Maret) itu, saya sudah tidak bersinggungan dengan siapa pun lagi. Saya di kamar itu mengisolasi diri, dan semua keperluan saya dikirim, ditaruh di depan kamar, saya ambil. Alat makan saya cuci sendiri, semua sendiri.
Vitamin dan obat-obatan resep dokter kita beli, dan saya mengkonsumsi itu tiap hari. Pagi saya minum 500 mg vitamin C, kemudian 500 mg vitamin D, dan 500 mg vitamin E, kemudian makan sarapan. Kemudian ada beberapa suplemen lain juga saya minum juga, ada Imboost, ada Surbex Z, segala macam saya sikat saja.
Siang, habis makan siang, saya minum vitamin C yang 1000 mg, kemudian sore 500 mg. Jadi sehari itu saya mengkonsumsi kurang lebih 2000 mg vitamin C. Malam saya minum lagi vitamin D 500 mg. Tentunya ditambah obat paracetamol yang diberikan oleh dokter. Ketika panasnya naik 38,5 derajat lebih, baru saya minum, kemudian turun panasnya.
Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Romantisnya Andrea Dian Rayakan Ultah Bareng Suami
Ada antibiotik juga untuk paru-paru saya. Itu saya minum sehari satu. Saya juga minum rebusan daun sirih merah yang konon itu dipercaya bisa melawan virus-virus. Jadi sehari saya tiga kali minum itu untuk menetralkan virusnya.
Tanggal 26 Maret, ibunda kami menghembuskan napas terakhir. Beliau meninggal jam 3 pagi. Setelah itu di hari itu juga, jam 8 pagi sudah dibawa ke pekuburan. Hari itu juga dikuburkan, diantar oleh istri saya dan seorang pendeta, dengan mengkuti protap yang ditentukan oleh pemerintah. Tidak ada pelayat. Kita juga jaga jangan sampai ada yang tertular lagi.
Tanggal 30, keluar hasil swab kami, dan dinyatakan saya dan istri positif. Sebenarnya enggak surprise sih saya, tapi saya tetap berjuang mengikuti anjuran-anjuran. Obat-obatan saya dengan disiplin saya tetap jalani. Pagi saya jemur badan jam 9 sampai jam 10, gerak badan sedikit.
Puji Tuhan, Alhamdulillah, tanggal 1 April demam saya hilang. Dari tanggal itulah, badan saya mulai recovery, mulai segar kembali. Setiap hari semakin baik.
Kemudian saya didaftarkan lagi untuk tes swab tanggal 6 di RSPAD. Ketika kita tes, tanggal 7 hasilnya keluar, kami berdua dinyatakan negatif virus corona Covid-19. Kita bersih sudah, sudah dinyatakan sembuh, dikasih surat seperti sertifikat gitu. Itu yang membuat saya sangat bahagia, bisa melewati masa-masa kritis itu. Total demam saya itu hampir 12 hari.
Baca Juga: Sembuh dari Covid-19, Pasien 7 Tahun di Bantul Tulis Pesan Mengharukan
Bagaimana sih rasanya diisolasi sendirian, tanpa istri dan anak?