Jadi, karena saya sebagai clinical pharmacist, saya menyarankan ini bisa dijadikan sebagai alternatif. Dasarnya adalah menggunakan konsep repurposing drug. Repurposing drug itu adalah kita memilih obat yang sudah ada, karena kita mengutamakan dari patient safety. Nah, kalau sekarang kita baru mau mencari obat, pasiennya sudah keburu ke mana (kan)? Sehingga yang ada dulu, yang bisa dijadikan lifesaving buat masyarakat, buat pasiennya. Jadi menyelamatkan kehidupan dulu pakai obat yang ada.
Tapi Prof, apakah sudah ada dilakukan penelitian terhadap tanaman kina ini, terutama terkait corona?
Penelitian tanaman kina banyak. Tapi ke arah Covid-19, kan baru kejadiannya juga sekarang. Klorokuin fosfat itu saja baru dipublikasikan di bulan Februari.
Apa yang meyakinkan Anda bahwa kina ini bisa membantu memblokade penyebaran Covid-19?
Baca Juga: Meski WHO Tidak Yakin, AS Resmi Jadikan Klorokuin untuk Pengobatan Covid-19
Yang meyakinkan, pertama adalah evidence base dari peneliti terdahulu, yang ada di China dan di Amerika. Keduanya menunjukkan hasil bagus dari klorokuin fosfat. Yang kedua, itu tadi, strukturnya mempunyai kemiripan antara klorokuin fosfat yang sintetis dengan kuinin sulfat yang dihasilkan dari kina. Selain itu juga mekanisme kerjanya di anti malaria sama, jadi sama-sama anti malaria, mekanisme kerjanya sama. Dan yang tadi, saya ulang lagi, tahun 1940 yang terjadi resistensi klorokuin fosfat, digantinya oleh kuinin dan hasilnya baik.
Tapi kalau Anda sendiri, sudah pernah melakukan langsung uji coba dengan tanaman kina?
Kan harus izin. Kalau uji klinik itu, harus bersama-sama dengan dokter melaksanakannya. Saya sebagai apoteker tidak bisa melaksanakan sendiri. Makanya tadi (beberapa hari lalu --Red) kita duduk bersama dengan dokter dari Ikatan Ahli Farmakologi Indonesia. Kami mungkin akan merekomendasikan itu (tanaman kina) untuk digunakan. Kebetulan dalam hal ini, ada kolega kami yang memang sakitnya dicurigai ke arah sana. Kita sudah merekomendasikan menggunakan kina. Kita lihat saja (hasilnya).
Nah, dalam kondisi darurat, kalau kita mau pakai uji yang belum teruji dengan klinik, ya, itu yang harus kita coba. Karena kita berkejaran dengan waktu, kondisi darurat, sehingga kita memilih ini.
Jadi, keputusan atau rekomendasi untuk memilih tanaman kina ini berdasarkan penelitian yang sudah ada?
Baca Juga: Jokowi: Sudah Ada Obat untuk Corona, Akan Dibagikan dari Rumah ke Rumah
Jadi intinya begini. Pada saat kita memilih obat, itu biasa dalam sebuah penanganan kasus. Seperti lupus, itu kan tidak ada obatnya, (sehingga) digunakan klorokuin fosfat. Jadi intinya, bahwa justru teman-teman media (saya) terima kasih, sehingga saya dikontak oleh Kedutaan Besar China. Mereka sangat peduli, sehingga mereka juga ingin membantu kita untuk bisa mengatasi pandemik Covid-19 ini dengan segera. Kami diberikan kontak untuk bisa berkomunikasi dengan para periset yang sudah melakukan riset tentang klorokuin fosfat di China. Kita sedang menkonfirmasi. Sebetulnya tanpa konfirmasi, cukup dengan yang tadi, evidence base dan lainnya tadi. Tapi begitu konfirmasi kepada mereka, "Oke, silakan lakukan di Indonesia dengan kelangkaan dari klorokuin fosfat." Ini juga lebih meyakinkan, atau lebih memperkuat dari bukti-buktinya.