Irna Narulita: Saya Yakin Pandeglang Bisa Menarik Perhatian Dunia

Kamis, 30 Januari 2020 | 07:10 WIB
Irna Narulita: Saya Yakin Pandeglang Bisa Menarik Perhatian Dunia
Ilustrasi wawancara. Bupati Pandeglang Irna Narulita. [Foto: Akun Instagram @irnadimyati / Olah gambar: Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Perkembangan KEK Tanjung Lesung sendiri progresnya terbilang lambat, kalah dengan KEK di daerah lain. Ada strategi apa untuk mendorong KEK Tanjung Lesung lebih cepat berkembang?

Saya sudah berupaya penuh, ya, karena tadi investor mikir kan. Karena KEK (pengelolanya) BWJ (Banten West Java), itu kan nggak berdiri sendiri, mereka konsorsium. Konsorsium itu berpikir, aksesibilitasnya ada nggak sih. Nggak ada. Jalan dari Jakarta ke sini dari enam sampai tujuh jam, dan itu pun menunggu tolnya Serang-Panimbang jadi apa enggak. Jadi kaya telor sama ayam; kalau tolnya jadi saya baru masuk, dan sebagainya.

Jadi kami dorong ke arah sana. Kenapa ada 10 prioritas destinasi wisata nasional salah satunya adalah KEK (Tanjung Lesung), tapi KEK ditinggal karena itu tadi, tidak punya aksesibilitas. Saya berharap dengan tol yang sudah jadi, saya berharap kepada Bapak Menteri Pariwisata dan juga Menko Maritim untuk bisa menunjuk Pandeglang di tahun ini untuk menjadi destinasi prioritas, untuk dikerjakan seserius Mandalika (NTB).

Bupati Pandeglang, Irna Narulita, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Cikadu, Pandeglang, Banten, Jumat (16/8/2019). [Suara.com/ Arief Apriadi]
Bupati Pandeglang Irna Narulita saat berbicara di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Tanjung Lesung, Cikadu, Pandeglang, Banten, Agutus 2019. [Suara.com/ Arief Apriadi]

Terus, selain KEK Tanjung Lesung, Pandeglang punya apa lagi?

Baca Juga: Prof Adi Utarini: Berantas DBD Perlu Gerakan Luas dan Terus-menerus

Kita punya warisan dunia (yang telah diakui) UNESCO, yang telah ditetapkan tahun 1992. Harapan kami kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bisa dong, anak cucu kita bisa lihat badak bercula satu. Karena selama ini icon-nya saja punya Pemda, (tapi) badaknya ke mana? Dan Insya Allah di tahun 2021, badak cula satu bisa dilihat oleh kita dan peneliti-peneliti, oleh para wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Bagaimana rencana Anda untuk mensiasati supaya badak ini tidak terganggu oleh adanya aktivitas manusia, seperti di Pulau Komodo yang sempat ada wacana ditutup?

Kita berbagi tugas dengan pemerintah pusat. Saya alumni Komisi IV DPR RI, jadi mitra kami Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan itu memang domainnya mereka. Saya berharap mereka (badaknya) tidak terganggu, tidak stres karena adanya pembangunan di sana. Malah kita berencana akan menangkar.

Penangkaran badak bercula satu itu minimal empat, jadi kita juga bisa melihat tingkah laku sehari-hari badak itu. Sementara teman-temannya tetap dilepas di hutan yang sudah ada video (camera) trap-nya. Jadi bisa melihat kegiatan-kegiatan mereka, napak tilas dan sebagainya.

Kami pun tidak mau binatang langka ini terganggu. Malah kami lindungi, agar anak-anak kita, para peneliti, bisa lihat bagaimana kehidupan badak ini. Karena badak Jawa ini berbeda dengan badak di Way Kambas Lampung. Kalau Way Kambas cokelat seperti kerbau. Kalau badak cula satu itu (kulitnya) kaya mozaik, kaya baju perang zaman dulu. Keren lah pokoknya. Kan itu juga menjadi bahan edukasi bagi anak cucu kita, bagi para peneliti dan wisatawan mancanegara. Dan saya yakin tahun 2022-2024, Pandeglang ini akan menjadi perhatian dunia. Saya yakin sekali, karena aksesibilitasnya, karena proyek strategis nasional sudah meluncur ke Pandeglang.

Baca Juga: Miris, Warga Pandeglang Harus Ditandu 5 Kilometer Akibat Jalan Rusak

Terakhir, soal Pilkada Pandeglang yang menjelang. Sebagai petahana, apa pandangan Anda? Dan strategi apa yang Anda siapkan untuk bersaing di kontestasi ini?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI