Wayan merupakan tokoh sentral dalam pengembangan konferensi IconSpace dan Konferensi Internasional Teknologi Sains dan Teknologi 2016 tentang Perubahan Iklim (STACLIM) sepanjang karirnya di UKM.
Mantan guru fisika di Malang dan Bandung itu menyelesaikan program diploma pendidikan fisika di IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta tahun 1991, lalu meneruskan program sarjananya di kampus yang sama. Tahun 2000, Wayan mendapatkan gelar master of science di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan minat yang sama, fisika. Sembari berkarier sebagai ilmuwan, Wayan menyelesaikan gelar doctoral (PhD) di Universiti Kebangsaan Malaysia. Kariernya sebagai ilmuan fisika elekto moncer di sana.
Wayan merupakan ilmuan di bidang aplikasi penginderaan satelit jarak jauh untuk studi cuaca antariksa dan iklim, bencana alam, fisika terestrial, dan pemodelan gangguan satelit. Dia adalah ilmuwan Indonesia pertama yang melakukan penelitian tentang Meteorologi Ruang Angkasa di Benua Kutub (Antartika dan Artik).
Wayan merupakan anggota profesional internasional dari Lembaga Geospasial dan Penginderaan Jauh Malaysia (IGRSM), Program Antartika Nasional di Program Riset Antartika Malaysia (MARP), Asosiasi Internasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (IACSIT), Institut Teknik Elektro dan Elektronika (IEEE), serta Anggota Senior Masyarakat Teknik Kimia, Biologi & Lingkungan Asia-Pasifik (APCBEES).
Baca Juga: Wayan Suparta Bicara Tentang Perubahan Iklim yang Melanda Indonesia
(Fransiska Ditha/Pebriansyah Ariefana)