Wayan Suparta: Iklim dan Cuaca untuk Umat Manusia

Sabtu, 23 November 2019 | 12:55 WIB
Wayan Suparta: Iklim dan Cuaca untuk Umat Manusia
Wayan Suparta (Suara.com/Peter Rotti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Biaya ke antartikanya sudah ditanggung yang dikelola oleh Akademis Sains Malaysia. Mereka tidak memberikan kita dana itu, tapi mereka simpan, ketika kita akan pergi mereka yang bayarkan gitu.

Jadi saya tidak tau persis berapa biayanya itu berapa. Itukan berarti tiket ditambah dengan membayar sewa di sana, bus kan, makannya, tinggal di kalikan saja seperti hotel, saya tidak bayar itu, saya langsung naik saja, tapi yang bayar akademi.

Antartika adalah kawasan yang dingin dan hampir tidak ada kehidupan di sana, bagaimana Anda melatih fisik?

Kalau untuk ke Antartika lewat New Zealand itu tidak ada, tapi kita dites kesehatan. Mereka ambil borang ke Malaysia, kita harus pergi ke rumah sakit yang direkomendasikan dari sana dites ambil darah, fisik, jantung, mata, dan sebagainya. Kalau semuanya ada yang tidak lulus, kita tidak boleh pergi walaupun kita ada projek.

Baca Juga: Wayan Suparta Bicara Tentang Perubahan Iklim yang Melanda Indonesia

Selain itu, ketika kita di sana, baru dilatih, bagaimana kalu kita haus dan lapar. Nanti kita disediakan kompor khusus untuk daerah dingin. Ambil air bagaimana, ambil air tinggal kita belah es saja. Nanti kita masukkan ke dalam ceret nanti kita masak. Koreknya pun lain, bukan korek yang kita pakai untuk merokok, memang khusus kan daerah dingin.

Apa yang Anda teliti di sana?

Saya biasanya memonitor cuaca. Bidang saya adalah sensor GPS. Bagaimana saya menggunakan sensor GPS ini untuk memonitor suhu, kelembaban, hujan, yang saya teliti itu adalah presipitasi. Presipitasi itu adalah uap air.

GPS itu bisa mengukur uap air. Di situlah saya menyusun alat. Waktu itu saya susun alat di Malaysia, setelah jadi kita bawa ke sana. Kita tidak mungkin menyusun alat di sana. Dingin tempatnya. Kita mau memasang kabel saja sudah gemetar apalagi menyusun alat.

Dengan peralatan yang saya buat itu, saya bisa melihat bahwa benar atau teruji bahwa di Antartika kalau musim dingin itu suhunya turun, ketika dia musim panas, suhunya naik. Itu satu. Yang kedua, ketika musim dingin itu hampir tidak ada uap air, kemudian ketika musim panas atau summer itu ada uap air. Uap air itu artinya di sini berpotensi ada hujan. Di Antartika tidak ada hujan ya, tapi ada uap air kecil-kecil, jumlahnya kecil. Ada titik-titik air kecil yang bisa basah.

Baca Juga: Aktivis Lingkungan Desak Pemerintah Atasi Perubahan Iklim

Kemudian selain itu saya juga bisa memprediksi hubungan antara cuaca di bumi dengan cuaca di matahari. Karena studi saya memang matahari sebenarnya. Jadi bagaimana matahari memengaruhi parameter di bumi, misalnya suhu atau kelembaban, seperti itu. Jadi ada hubungannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI