Wayan Suparta: Iklim dan Cuaca untuk Umat Manusia

Sabtu, 23 November 2019 | 12:55 WIB
Wayan Suparta: Iklim dan Cuaca untuk Umat Manusia
Wayan Suparta (Suara.com/Peter Rotti)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di Indonesia bukan dipengaruhi oleh suhu, tapi kelembaban atau hujan. Di situlah yang paling menariknya.

Kalau di bagian negara Eropa, suhu yang mempengaruhi mereka. Mungkin ini dikarenakan kita mempunyai 2 iklim; kemarau dan hujan. Tapi mereka di sana memiliki 4 musim. Jadi kalau dihubungkan dengan kualitas udara, perubahan iklim memang salah satu penyebabnya. Jadi ada pergerakan udara yang dibuat oleh manusia maupun pergerakan udara yang secara alami.

Apakah perubahan iklim ini sudah terjadi di dunia?

Perubahan iklim sudah terjadi.

Baca Juga: Wayan Suparta Bicara Tentang Perubahan Iklim yang Melanda Indonesia

Buktinya ada gelombang panas tapi belum menjalar ke Indonesia, karena Indonesia terletak di garis ekuator. Jadi karena kita di sini menerima panas yang merata sepanjang tahun. Jadi kita seolah-olah tidak merasakan gelombang panas. Tapi kalau di India, terutama bagian selatan, mereka sampai kulitnya hitam itu karena di sana ada penguapan yang terlalu tinggi.

Kita melihat orang Tamil kulitnya hitam. Itu sebenarnya memang alamnya seperti itu, sebenarnya mereka sudah ada gelombang panas di situ tapi suhunya 50-60 derajat celcius. Contohnya yang paling nyata tentunya di kutub. Di kutub sekarang tiap tahun hampir terjadi kenaikan suhu 1 derajat celcius.

Kalau ini dibiarkan terus memang akan berbahaya. Tapi bagaimana pun perubahan iklim atau kenaikan suhu terus berjalan tiap tahun. Itu malah bukan linear ya, eksponensial. Jadi naiknya lebih, 2 – 3 kali nya.

Kalau di Indonesia sendiri, berarti perubahan iklim ini belum terjadi?

Sebenarnya sudah, contoh perubahan iklim yang sering kita rasakan yang mungkin orang belum merasakan yaitu terlambatnya datangnya hujan. Atau musim kemarau yang terlalu panjang. Kalau musim kemarau yang terlalu panjang, maka musim hujam semakin pendek. Itu dari segi meteorologi. Kalau dari astronomi kita bisa lihat, sekarang perubahan iklim ini membawa pada pergeseran astronomi contohnya zodiak atau bintang-bintang.

Baca Juga: Aktivis Lingkungan Desak Pemerintah Atasi Perubahan Iklim

Kemudian kebakaran, kebakaran di Indonesia yang sampai membawa asap ke Malaysia itu kan susah dibendung sampai sekarang. Asap-asap itulah yang bisa menyebabkan partikel-partikel di udara menjadi lebih berat dan bisa menghantui tranportasi di udara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI