Suara.com - Sebagai wilayah yang berada di belahan utara Provinsi DI Yogyakarta, Kabupaten Sleman identik dengan kawasan Gunung Merapi yang sekaligus juga berarti rawan bencana. Namun tidak melulu jadi poin kurang menguntungkan, justru kondisi wilayah sedemikian rupa membuat Sleman banyak memanfaatkan potensi alamnya untuk pengembangan pariwisata.
Setiap tahun dalam beberapa tahun belakangan, selain menghadirkan berbagai kegiatan, selalu ada objek wisata berbeda yang didorong dan diunggulkan oleh pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman. Daerah yang sudah memiliki puluhan desa wisata dan tahun ini menargetkan 10 juta kunjungan wisatawan tersebut, juga mengandalkan keterlibatan masyarakat dalam gerakan sadar pariwisatanya.
Nyatanya, tidak saja pembangunan pariwisata, berbagai aspek ekonomi lainnya di Sleman juga berkembang dengan baik. Demikian juga dengan pengelolaan anggaran, hingga manajemen pemerintahannya. Sleman misalnya, jika bicara konsep smart regency, selain menjadi salah satu pilot project kabupaten di Indonesia yang menerapkan sistem dan aplikasi Lapor, sejauh ini juga diklaim sudah menggunakan sistem cashless (non-tunai) dalam transaksi yang masuk ke dalam PAD (Pendapatan Asli Daerah)-nya.
Berbagai perkembangan itu tentu tak terlepas dari kepemimpinan Drs H Sri Purnomo MSi, Bupati Sleman yang saat ini sudah menjabat untuk periode keduanya (2016-2021) berdasarkan pilihan warga. Telah berada di lingkup pimpinan daerah Sleman sejak 2005 dengan menjabat sebagai Wakil Bupati, lelaki kelahiran Klaten, 22 Februari 1961, ini pastinya sudah hafal betul seluk-beluk pengelolaan daerah tersebut.
Baca Juga: Eks CEO PSS Pakai Kaus Sleman di Santiago Bernabeu, Netizen: Susah Move On
Lantas, bagaimana dan program apa saja lagi yang direncanakan Sri Purnomo ke depan? Berikut petikan wawancara Suara.com dengan sosok yang sebelum berkutat di pemerintahan dikenal sebagai guru Madrasah Tsanawiyah dan pengusaha meubel tersebut.
Bagaimana prestasi atau pencapaian Kabupaten Sleman dalam setahun terakhir? Pelaksanaan program pembangunan?
Prestasi yang dicapai di tahun 2019 yakni ada 60 penghargaan tingkat nasional. Dalam menjalankan roda pemerintahan (kami) merujuk pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sleman yang disusun secara sistematis dan terencana, yang diselaraskan dengan rencana kerja pemerintah pusat dan provinsi.
Pada tahun 2019 ini, Pemerintah Kabupaten Sleman sudah menyusun tema dan prioritas pembangunan yang dirangkum dari berbagai isu strategis yang ada di masyarakat, serta prioritas pembangunan dari pemerintah pusat dan provinsi. Fokusnya, pemerintah daerah lebih pada terstruktur dan tepat sasaran dalam menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
Baca Juga: Bivitri Susanti: Pembahasan RKUHP Harus Terbuka dan Libatkan Banyak Pihak
Tahun 2019 ini Pemkab Sleman merumuskan tujuh prioritas pembangunan, yaitu: pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, pengembangan potensi lokal, lingkungan hidup, peningkatan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah, serta infrastruktur. (Sedangkan) Prioritas pembangunannya dikerucutkan menjadi tiga tema, yaitu pembangunan untuk kemiskinan, daya saing ekonomi lokal, dan ketimpangan sektor lokal.
Dalam upaya untuk mensukseskan tema dan prioritas itu, pemerintah telah menyiapkan anggaran, yaitu yang paling banyak di sektor pendidikan, sampai pada angka Rp 777,41 miliar. Yang kedua di sektor kesehatan, itu mencapai angka Rp 288,58 miliar. Kemudian yang ketiga adalah infrastruktur, (mencapai) Rp 344,72 miliar.
Kemudian untuk pengurangan pengangguran, juga untuk mengembangkan potensi kerja, kita siapkan juga sekitar Rp 7,21 miliar. Sehingga total anggaran yang dialokasikan untuk pelayanan publik (itu mencapai) sebesar kurang lebih Rp 1,42 triliun.
Terdekat, apa agenda penting yang akan dikerjakan Pemkab Sleman?
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak dengan cara e-voting. Itu Pilkada 2020. Ini sudah kita siapkan regulasinya, Perdanya sudah kita siapkan. Ada berbagai macam kelebihan ketika kita gunakan e-voting. Misalnya dari sisi penyelenggaraannya, sangat minimal terjadi kecurangan, dan juga orang yang tidak berhak tidak bisa nyoblos. Tidak datang, ya, tidak bisa diwakilkan.
Bagaimana soal pengelolaan potensi daerah Sleman dari berbagai sektor, baik itu ekonomi maupun pariwisata?
(Di) Pariwisata kita juga punya (berbagai) event tahunan, seperti Pameran Potensi Daerah Sleman, Sleman Fair, Sleman Fashion Festival, Festival Kesenian Sleman, Sleman Innovative Fashion and Craft. Banyak sekali program yang kita dorong di 2019 ini supaya kunjungan wisatawannya mencapai angka 10 juta. Pada 2018 kemarin (sudah) mencapai 8,53 juta. Kita upayakan untuk kira-kira naiknya itu sekitar lebih dari 10 persen. (Untuk itu) Kita mendorong, mengadakan event untuk tingkat nasional dan internasional.
Soal bagaimana menggapai target 10 juta wisatawan itu, juga program ekonomi dan sektor-sektor lainnya, dipaparkan Bupati Sleman di laman berikutnya...