Kalau 2014 kan Pak Jokowi perlu menyenangkan partai politik, supaya parpol mendukungnya lagi pada Pilpres 2019. Tapi sekarang Pak Jokowi tidak perlu itu lagi. Karena pasti secara konstitusional Pak Jokowi tidak bisa lagi maju tahun 2024.
Jadi, fokus Pak Jokowi seharusnya itu adalah membentuk koalisi, membentuk kabinet yang mendukung agenda prioritas ke depan. Nah apa agenda prioritas Pak Jokowi ke depan, tentu dia yang tahu.
Ada gejolak massa terkait Pilpres 2019, terutama aksi 21-22 Mei yang berakhir rusuh. Apakah itu people power atau "rich people power" alias kooptasi kelas elite terhadap massa tanpa edukasi politik?
Yang boleh disebut people power itu kan adanya gerakan masyarakat secara sukarela untuk menyuarakan aspirasinya, termasuk memprotes hasil proses politik yang mereka tidak setujui. Itu boleh saja.
Baca Juga: Tiba di Soetta, Tangis Kerabat Pecah Kala Peti Jenazah Sutopo Diangkut
Soal aksi 21-22 Mei, harus dibedakan dua hal, yakni kelompok yang benar-benar menyuarakan aspirasi ketidaksetujuan atas hasil pilpres, dan massa rusuh. Orang yang melakukan kerusuhan ini adalah para petualang politik, boleh disebut begitu.
Maksudnya, bisa jadi mereka melakukan kerusuhan itu dimanfaatkan oleh para petualang politik, atau atas dorongan mereka sendiri. Jadi ini dua hal yang berbeda. Dengan demikian, kerusuhan kemarin tidak bisa disebut sebagai people power.
People power itu akan terjadi kalau ada masalah dalam pemerintahan ini, ada krisis legitimasi seperti zaman Soeharto. Kedua, ada krisis ekonomi seperti era 1998.
People power itu adalah gelombang massa yang ingin mengubah rezim pemerintahan karena tidak lagi memenuhi harapan rakyat. Jadi pasca-Pilpres 2019 gerakan massa jauh kalau mau disebebut sebagai people power.
Kubu prabowo pada masa kampanye konsentrasi mengkritik bangunan ekonomi yang dibangun Jokowi, apakah ini tepat atau keliru?
Baca Juga: Momen Haru saat Menlu Retno Memeluk Anak Pertama Almarhum Sutopo
Tidak keliru, memang seorang penantang harus mengkritik kebijakan-kebijkan fundamental dari petahana yang dia tantang. Ada sejumlah faktor yang bisa memengaruhi menang tidaknya petahana dalam pemilu. Salah satu yang sangat penting adalah faktor ekonomi.