(Jadi) Perempuan cukup vokal ya, untuk membicarakan debat?
Betul sekali. Dan hal yang satu lagi adalah terkait kaum milenial. Jadi ternyata, antara 75 sampai 80 persen mereka yang merespon soal politik dan Pilpres (itu) adalah kaum milenial.
Peran dari para buzzer di sini seperti apa? Tadi katanya robot-robot itu ada? Apakah akan ada lagi buzzer seperti Saracen yang terstruktur?
Kalau bicara buzzer dan mesin politik, itu terkait bagaimana kita bisa meningkatkan satu isu jadi sebuah trending topic. Jadi, trending topic itu salah satu hal yang menjadi perhatian netizen di mana pun.
Baca Juga: Henri Subiakto: Kalau Indonesia Otoriter, Mungkin Bisa Bebas Hoaks
Saya punya catatan menarik tentang buzzer. Jadi dulu itu, komposisi terkait dengan akun mesin sebelum ada kebijakan dari Kominfo, itu yang namanya buzzer bisa besar sekali. Bahkan saat saya live di Metro TV, itu buzzer-nya lebih dari 50 persen pada saat itu. Ternyata setelah ada kebijakan dari Kominfo, yang biasanya sangat tinggi itu tinggal 4 persen komposisinya jika dibandingkan dengan akun-akun manusia. Jadi secara jumlah juga sedikit. Cuma belakangan ini mulai naik lagi. Jadi buzzer sudah mulai meningkat, rata-rata 6 sampai 7 persen dari setiap komposisi percakapan.
Apakah seseorang yang tidak menyebarkan informasi sesuatu, tetapi dia mengemas percakapan sedemikian rupa menjadi seolah-olah pernyataannya sendiri, tapi menajamkan berita yang tersebar, (itu) masuk hoaks nggak?
Kayaknya (soal ini) nggak tepat kalau ke saya. Saya cuma bisa menjelaskan apakah hoaks itu bisa ditangkap atau tidak oleh netizen. Mungkin ada yang di bidang hukum yang bisa menjelaskan, apakah (itu) masuk hoaks atau tidak.
Kalau pertanyaannya dibalik, ditangkap nggak yang seperti itu oleh netizen?
Jadi, netizen itu dia bisa mengambil hoaks itu (berdasarkan) sesuatu yang 'seksi'. Jadi ada hoaks yang dia bisa masif, tapi juga ada hoaks yang sangat meresahkan. Seperti (soal) ibu-ibu itu, ternyata dia tidak banyak bergerak liar di media sosial. Jadi mereka sepertinya, kalau dikatakan by design, bisa jadi by design. Karena memang ada isu tertentu yang dia dipelihara, jadi tiap bulan ada, tapi juga ada isu yang sifatnya sekali selesai.
Baca Juga: Darmaningtyas dan PR Dunia Pendidikan untuk Dua Calon Presiden