Kelindan bisnis batu bara ini juga menjadi fakta, bahwa komitmen Indonesia keluar dari energi fosil itu mimpi. Karena orang-orang yang berkuasa itu masih orang-orang yang memiliki kepentingan di bidang batu bara.
Kalau secara data, betul tidak ada kebocoran anggaran negara untuk sumber daya alam?
Kalau kebocoran itu dikatakan sebagai hilangnya penerimaan negara, ya ada. Kalau KPK pernah mencatat pemanfaatan kayu saja, itu hampir 78 miliar per tahun negara kehilangan penerimaan karena produksinya tak tercatat.
Dalam bidang perkebunan, data pemerintah mencatat masih 14 jutaan hektare luasan perkebunan. Tapi kami coba hitung sendiri, perkebunan yang sudah tertutup sawit di Indonesia itu hampir 16,8 juta hektare. Artinya ada selisih yang lumayan, 2 jutaan hektare yang produksinya tak tercatat. Bocornya seperti itu.
Baca Juga: Sibuk, Meldi Keponakan Dewi Perssik Belum Siap Diperiksa
Apa ada orang perusak lingkungan di lingkaran Prabowo dan Jokowi?
Ada. Misalnya, data 115 orang korban tewas karena lubang bekas galian tambang. Korban di Kalimantan saja puluhan. Nah, itu ada perusahaan tambang milik Luhut di sana, ada perusahaan Sandiaga Uno, atau perusahaan Ferry Mursidan Baldan.
Perusahaan-perusahaan tambang mereka yang menyisakan lubang-lubang itu. Tidak ditutup kembali, sehingga banyak anak-anak yang mati di lubang tersebut.
Belum lagi bicara PLTU yang mereka bangun. Misalnya pengguaan batu bara untuk produksinya, cerobongnya, dan poses pengangkuatannya sejak dikeruk sampai dibawa ke PLTU, itu polusi semua. Uniknya, ada di antara mereka yang menyumbang dana kampanye ke kedua kubu peserta pilpres.
Artinya anda ingin bilang perusahaan perusak lingkungan menyumbang untuk kandidat?
Baca Juga: Ini Barang-barang Pribadi Bamsoet yang Ludes Dilalap Si Jago Merah
Ya, mereka juga menyumbang ikut mendukung para kandidat.