Padahal, persoalan penguasaan mayoritas lahan oleh koporasi besar ini berkaitan dengan program redistribusi lahan, sebab kedua capres mengklaim memunyai program reforma agraria.
Kunci meningkatnya kesejahteraan rakyat adalah penyelesaian soal ketimpangan penguasaan lahan. Akses rakyat terhadap lahan adalah jalan keluarnya.
Kenapa tak didebatkan secara detail?
Karena keduanya punya kepentingan juga dalam penguasaan sumber daya alam. Kalau kita lihat misalkan sektor batu bara, baik kubu Prabowo maupun Jokowi sama-sama memiliki bisnis bidang itu.
Baca Juga: Sibuk, Meldi Keponakan Dewi Perssik Belum Siap Diperiksa
Kubu Prabowo misalkan, ada perusahaan milik Sandiaga Uno yang bergerak dalam pertambangan. Pada kubu Jokowi, ada Luhut Binsar Panjaitan dan Harry Tanoe yang memiliki konsesi-konsesi bidang batu bara. Bahkan perkebunan dan konsesi hutan juga mereka punya.
Pertarungan ada di situ, ada kepentingan mereka, penguasaan lahan oleh segelintir orang.
Ada data konkret kedua kubu punya kepentingan dalam sektor itu?
Kalau di kubu Prabowo ada Sandiaga Uno melalui Saratoganya. Kemudian Prabowo sendiri melalui PT Nusantara, dan banyak lainnya.
Kemudian dari kubu Jokowi ada Luhut Binsar Pandjaitan melalui PT Toba, maupun Harry Tanoe. Kemudian Oeman Sapta Odang juga memiliki konsesi batu bara.
Baca Juga: Ini Barang-barang Pribadi Bamsoet yang Ludes Dilalap Si Jago Merah
Uniknya, melalui bisnis perusahaan-perusahaan ini kedua kubu bertemu. Misalnya, Saratoga milik Sandiaga Uno, relasi kepemilikan perusahaan itu akan ketemu dengan PT Toba di satu titik. Kemudian ketua tim pemenangannya Jokowi, yakni Erick thohir, yang juga rekan bisnisnya Sandiaga Uno, itu dia akan bertemu juga di Saratoga.