Kalau di Jakarta misalnya, kami mengajak pengusaha perhotelan, restoran, kafe, agar mau mengadopsi peraturan yang melindungi anak-anak.
Jelaskan kasus anak-anak yang paling banyak terjadi dan bagaimana penanganannya?
Seperti di Indonesia timur, yang paling banyak terjadi adalah perkawinan usia anak. Jadi kami menyasar anak-anak yang dinikahkan, sebab ada isu komersial di baliknya. Seperti ada seorang anak yang dinikahkan dengan imbalan uang dan sebagainya, atau keluarganya dibantu, seperti dijual anaknya dan sebagainya.
Plan Internasional Indonesia mengadvokasi pengembangan pariwisata yang mengutamakan perlindungan anak. Isinya, pertama tidak ada anak yang dipekerjakan di sektor pariwisata, tidak ada anak yang dieksploitasi komersial, tidak ada kasus-kasus kekerasan seksual.
Baca Juga: Hakim Tolak Ekspesi Terdakwa Merry Purba, Ini Alasannya
Seperti di NTB, kami bekerjasama dengan ITDC, Indonesia Tourism Development Corporation (BUMN yang bertugas untuk pengembangan pariwisata di Kuta mandalika). Jadi semua sektor turisme di sini, mereka berkomitmen untuk melakukan pencegahan-pencegahan eksploitasi seksual komersial anak.
Jadi mereka punya standar perlindungan anak, seperti tidak ada pedagang asongan anak-anak. Karena banyak kasus, anak-anak pedagang asongan menjadi korban eksplotasi seksual turis di hotel. Beberapa kasus mereka jadi target pedofilia.
Selain itu, kami juga fokus melakukan pendampingan bagi anak-anak rentan. Misalnya anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja di luar negeri menjadi TKI. Anak-anak ini tinggal bersama neneknya atau sanak saudaranya yang lain, sehingga pola asuhnya tidak bagus.
Apa saja modus kasus Eska yang anda temui di lapangan?
Misalnya di tempat-tempat wisata, banyak anak-anak pedagang asongan ditawar oleh bule-bule untuk berfoto. Selanjutnya mengobrol, dan turis itu mengajak mereka ke hotel untuk dipaksa melayani nafsu seksual. Itu kasusnya banyak terjadi di Lombok Barat, Senggigi.
Baca Juga: Terdakwa Korupsi Sebut Partai Nanggroe Aceh Dukung Jokowi - Ma'ruf Amin
Apa saja yang telah dilakukan di wilayah dampingan untuk pencegahan anak-anak dari kasus ESKA?