Adi Wicaksono Taroepratjeka: Semua Cerita Ini Tentang Kopi

Senin, 21 Januari 2019 | 11:28 WIB
Adi Wicaksono Taroepratjeka: Semua Cerita Ini Tentang Kopi
Adi Wicaksono Taroepratjeka. (Suara.com/Aminuddin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saat anda ikut ujian instruktur Q Grader, menghabiskan biaya berapa?

Sebeulnya bisa jadi untung kjarena kita bikin kelas, sala kita bisa jual kelasnya, semua dana bisa kita tutup dari hasil penjualan kelas.

Jadi kaalu kita mau ikut kelas Q Grader, kita mau memulai karir jadi Q Grader, kelas itu kalau di 5758 kami menjualnya seharga Rp 17,5 juta untuk kelas 6 hari. Dengan rincian 3 hari kelas dan 3 hari ujian.

Tapi kami memberikan harga berbeda untuk peserta non Indonesia (WNA) kami memasang harga 2 ribu dolar AS. Itu masih sangat murah dibandingkan Singapura, Malaysia dan lain-lain, Tapi tetap kami terikat perjanjian lisan kami nggak bisa jual harga yang lebih murah dair itu karena nggak fair sama mereka.

Baca Juga: Pendiri Kopi Kenangan Bagikan Tips Membangun Brand di IMS 2019

Bicara bisnis, bagaimana potensi kopi di Indonesia?

Potensinya besar karena kita memiliki kergamana rasa yangs angat luas namun kita juga di salah satu kelemahan di Indonesia adalah di konsistensi.

Selain itu kelemahan kita juga adalah jumlah kopi yang dihasilkan per hektarnya belum besar dan sangat kecil dibanding negara lain. Ketika pohon kopi tidak hidup dengan sehat maka hasil produksi kopi sangat rendah.

Indonesia rata-rata hanya menghasilkan 350 kwintal hingga 600 kwintal per hektar sekali panen. Sementara di Vietnam untuk arabika saja bisa sampai 2 ton per hektar. Sementara robustanya sampai 4 ton per hektar.

Jadi kalau mau mensejahterakan petani kayakanya akan lebih sustainable kalau kita memperhatikan dari jumlah produktivitas dan juga lebih meperhatikan petani dalam menanam dan bercocok tanam jangan diajak merkea untuk nyangrai, ntyeduh sampai tiba-tiba jadi barista.

Baca Juga: Setengah Kopi Dunia Terancam Punah

Kenapa? Well, untuk jadi manusia yang konsisten itu susah ketika kita mencoba mengerjakan semuanya tentu akan otomatis lebih susah lagi.

Bagaimana pandangan Anda soal maraknya bisnis kopi di Indonesia?

Latah. Sangat latah, yang tadinya nggak tahu kopi mau main di kopi. Meskipun dengan pengetahuan yang terbatas. Yang tadinya di hilir mulai main ke hulu, yang mainnya di hulu sekarang mulai main ke hilir.

Pemerintah juga latah kok.

Mengapa Anda bilang jika pemerintah juga latah?

Itu tujuannya baik tapi langkahnya terlalu terburu-buru, kaya bikin program sekolah kopi. Idenya bagus, ya cuma kan meski ide bagus kalau pengerjaannya berantakan, ya berantakan.

Adi Wicaksono Taroepratjeka. (Suara.com/Aminuddin)
Adi Wicaksono Taroepratjeka. (Suara.com/Aminuddin)

Bicara 5758 coffee lab, bagaimana awal Anda mendirikan tempat ini?

Idenya, kita capek ngamen dari satu warung kopi ke warung kopi lain, dari satu meeting room ke meeting room lain. Saya kerja sebagai konsultan cafe food and baverage dengan spesialisasi di kopi.

Akhirnya buka ini, di antaranya adalah tempat mengajar untuk kelas Q Grader, karena saya butuh lab tersertifikasi.

Mengapa namanya 5758?

5758 sendiri sebenarnya adalah merk dari perusaan kami sendiri namanya PT Belajar Kopi Bersama. Kenapa 5758, karena kalau dibaca jadi maju mapan. Kami merasa nama itu doa, dengan adanya tempat ini kami berdoa semoga kopi di indonesia tidak hanya maju tapi juga mapan.

5758 coffee lab sudah mempunyai 2 ribu alumni. Mereka dari dari Bandung, Cimahi, Bandung Raya lah ya. Kalau paling jauh dari Brunei Darusalam, Hong Kong, China, Amerika Serikat, Australia, dan Eropa.

Kami punya 14 jenis kelas. Kelas kami dimulai dari kelas kenalan sama kopi, kelas seduh manual, kelas seduh mesin, kelas uji cita rasa, sampai pada kelas manajemen keuangan di kedai kopi.

Berapa biaya yang harus dibayar untuk kursus di tempat Anda?

Itu beda-beda. Rentangnya mulai dari Rp 450 ribu sampai Rp 17,5 juta. Jadi sangat berbeda-beda tergantung dari jumlah hari, tingkat kesulitan dan yang lainnya.

Bagaimana saran Anda untuk para pebisnis pemula coffee shop?

Jangan pernah terpaku dengan kata seseorang, tapi jualan sesuatu yang kita doyan. Jangan terlalu ikuti bahwa kata si juara dunia harus ini dan itu, jangan pernah menutup diri dari berbagai kemungkinan. Jangan merasa cepat puas, kalau kata salah satu guru saya dulu selalu mencoba untuk menjadi seseorang yang free spirit, jangan terpaku kalau kopi selalu seperti ini karena suatu saat dia pasti akan berubah.

Saat ini, kopi apa yang paling laku di pasaran?

Sekarang yang pasti yang rata-rata orang jual mau dari tempat yang sederhana sampai yang bagus adalah es kopi susu. Alasannya simple, karena kita tinggal di tempat tropis yang cenderung panas maka akan lebih digandrungi kalau yang dingin-dingin. Terus manis lagi dan minumnya gampang, nggak usah pakai mikir.

Adi Wicaksono Taroepratjeka. (Suara.com/Aminuddin)
Adi Wicaksono Taroepratjeka. (Suara.com/Aminuddin)

Berapa modal untuk membuka kedai kopi?

Rentangnya mulai dari Rp 10 juta sampai Rp 15 milyar, bisa lebih malah .

Di kopi itu terkadang ada banyak barang-barang yang mahal, yang kadang orang beli karena lihat di warung kopi sebelah, yang kadang tanpa tahu akan terpakai atau tidak tiba-tiba beli saja, tapi tidak tahu cara mengoperasikannya dengan baik dan benar.

Mesin espresso itu rentangnya yang mesin bener dari Rp 20 juta sampai Rp 300 juta. Mesin gilingnya dari Rp 10 juta sampai Rp 50 juta. Kadang satu kedai kopi punya antara 3 sampai dengan 4 mesin giling, kan sudah Rp 200 juta, belum dapur, dekorasi dan yang lainnya.

Jadi lebih bagus mana, bisnis kedai kopi atau bikin kafe?

Tergantung duit, dompet juga lokasi sebetulnya.

Sekarang kita buka warung kopi, tapi kelilingnya tempat bagus. Tapi kita buka kafe mewah tapi ke situ nggak ada parkiran, jalan jelek, masuk gang jauh susah juga.

Jadi buka warung kopi itu banyak yang gagal karena mikirnya warung kopi sedang nge-hits, tapi mereka tidak melihat sisi bisnisnya. Tidak bikin perhitungan, proyeksi dan yang lainnya.

Kalau saya melihatnya gini, buat pengusaha tidak jadi malasah kan. Kadang untung kadang rugi, tapi untuk pekerjanya, baristanya bagaimana ketika gulung tikar.

Kontributor : Aminuddin

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI