Kedua, kekurangannya adalah kapital. Selama ini, di Indonesia perputaran modalnya untuk jangka pendek. Sementara investasi modal yang bertujuan untuk membangun industri maju jangka panjang sangat sedikit.
Penumpukan modal di Indonesia juga seringnya berjangka pendek. Semisal, kini marak deposito per bulan. Dulu, deposito itu jangka waktunya dua atau tiga tahun. Sekarang kecil sekali, sehingga modal untuk dialihkan ke pembangunan industri besar juga sedikit.
Apa saja varian bisnis yang bakal tergerus dengan pergeseran platform bisnis tahun 2019?
Sudah pasti yang pertama itu adalah segala yang konvensional. Kan yang sudah jelas transportasi konvensional, hotel konvensional, sampai maskapai konvensional.
Baca Juga: Mulanya Dikira Tumor, Ternyata Lintah Hidup di Tenggorokan Wanita Ini
Agensi perjalanan, media massa, periklanan, yang masih konvensional juga bakal tergerus. Menurut saya juga sektor peternakan dan pertanian ke depan harus disiapkan baik-baik, kalau tak mau ikut tergerus.
Termasuk apotek konvensional juga bakal tergerus, hati-hati itu. Sekarang ada aplikasi yang kita bisa memesan tebus resep dan obatnya bisa diantar bahkan saat tengah malam. Jadi, apa bisa apotek konvensional walau sudah buka 24 jam bisa laku? Intinya, semua yang konvensional, pebisnis atau pelaku usaha pemula yang cara berpikirnya masih konvensional, makal tergerus.
Kalau peluang bisnis yang potensial?
Akan muncul hal-hal baru yang tak terduga, akan muncul bisnis-bisnis skala rumahan, yang berkaitan dengan teknologi informasi, jasa-jasa, serta terkait pemotongan mata rantai distribusi.
Bagaimana cara bisnis analog yang kekinian masih ada untuk bertahan dalam situasi perubahan itu?
Baca Juga: Vanessa Angel Seminggu Sekali Wajib Lapor, Hari Ini yang Kedua
Untuk bertahan mereka harus membuat produk dan layanan yang relevan. Mereka harus masuk ke layanan daring, mereka harus digitalisasi. Dengan begitu, mereka bisa merampingkan biaya produksi, sehingga bisa menekan harga jual barang.