Tidak. Anda harus tahu, jalan-jalan itu tak dibuat untuk menyejahterakan bangsa Papua. Jalan itu dibuat untuk keperluan transportasi TNI, agar mereka mudah membunuh kami.
Saudara juga harus tahu, metode seperti itu sudah dilakukan TNI sejak 1969. Membangun jalan, membangun gedung, dan lain-lain, apa rakyat kami sejahtera? Yang ada rakyat kami terus ditekan militer.
Kami sudah memunyai pelajaran itu. Kami juga bersekolah, sehingga tak lagi bisa ditipu, dibodoh-bodohi seperti pendahulu kami.
Baiklah, proyek-proyek pembangunan itu mungkin didukung oleh segelintir orang Papua, seperti gubernur, bupati, camat dan lain-lain.
Baca Juga: TPNPB: Kami Bukan Kriminal, Korban Tewas di Trans Papua Bukan Dieksekusi
Tapi mereka adalah borjuis-borjuis yang menjual kemiskinan rakyat Papua, menjual nama OPM untuk mendapatkan uang kantong sendiri.
Borjuis-borjuis itu biasa cari makan seperti itu, dari proyek-proyek Indonesia. Borjuis-borjuis Papua yang melacurkan diri demi uang Indonesia.
Apa tak ada jalan lain kecuali perang?
Kami sudah kenyang diteror, diintimidasi, dibunuh sejak tahun-tahun dulu. Karena itulah ada TPNPB. Kini, kami ada 29 daerah komando. Ada 2.500 tentara tetap (organik) yang akan melawan semua penindasan itu.
Ya, TPNPB adalah sayap militer, sehingga yang ditempuh adalah jalan perang. Tapi selain itu, kami juga ada OPM, aktivis-aktivis di perkotaan yang menempuh jalur diplomasi dan kampanye damai sampai merdeka.
Baca Juga: Kontak Senjata Masih Berlangsung di Nduga Papua, Evakuasi Jenazah Terganggu
Melalui perang dan diplomasi, apa yang ingin ditunjukkan TPNPB-OPM?