Setelah penyerangan di Nduga, apa yang dilakukan TPNPB dan OPM?
Saudara perlu mengetahui sejarah kami dan perjuangan kami. Indonesia menginvasi Papua sejak tahun 1969 (saat Orde Baru menggelar penentuan pendapat rakyat alias Pepera, yang hanya mengikutsertakan 1.024 perwakilan dan tak dipilih rakyat Papua) sampai detik ini.
Pertempuran terus terjadi sejak tahun 1969 hingga sekarang. Tapi sampai detik ini juga kami masih ada. Bangsa Papua tidak musnah meski dibunuhi.
Artinya, kami akan terus melawan, tidak ada kata mundur. Kami punya roh di tanah ini. Kami punya tanah ini. Militer, TNI, tak bakal bisa menguasai hutan-hutan kami, lembah-lembah kami.
Baca Juga: TPNPB: Kami Bukan Kriminal, Korban Tewas di Trans Papua Bukan Dieksekusi
Mereka hanya berani dari atas mobil, saudara boleh periksa. TNI hanya berani dari atas mobil, kami tembaki. Mereka tak berani masuk ke hutan, he-he-he.
Kenapa TPNPB-OPM tidak menyetujui proyek itu? Padahal pemerintah Indonesia membuat jalan itu untuk memodernisasi Papua?
TPNPB-OPM menolak semua itu. Kami menginginkan kemerdekaan bangsa Papua. Bangsa Papua tak bakal bisa memodernisasi diri, tak bisa sejahtera, tak bisa makmur, kalau belum merdeka.
Anda, bangsa Indonesia lebih dulu membuktikannya kan? Kolonial Belanda dulu membangun jalan, membangun segala macam di Indonesia, tapi apa bangsa Indonesia bisa sejahtera selama masih dijajah kolonial itu?
Sambungan telepon Suara.com - Sebby Sambom kembali terputus tiba-tiba. Ia baru bisa kembali dihubungi selang 3 menit.
Baca Juga: Kontak Senjata Masih Berlangsung di Nduga Papua, Evakuasi Jenazah Terganggu
Tapi, bukannya dengan pembukaan jalan-jalan itu memudahkan rakyat Papua beraktivitas, menumbuhkan perekonomian?