Bisa diceritakan, kenapa anda bisa sampai ikut proses pencarian dan evakuasi Lion Air JT 610?
Saya terpanggil untuk melalukan proses evakuasi ini. Begitu saya dengan berita ini di televisi, saya nongkrong di depan televisi dan tidak bergerak. Saya memantau. Kebetulan domisili saya jauh, di Palembang.
Begitu sampai ke JICT Tanjung Priok, saya langsung patuh pada aturan induk yang berwenang melalui Basarnas.
Seperti apa proses evakuasi dari hari pertama?
Baca Juga: Kemenhub Bantu KNKT Investigasi Jatuhnya Pesawat Lion Air
Kita tetap sesuai komando dari Basarnas, kita tidak serta merta mentang-mentang bisa menyelam kita langsung nyemplung ke dasar laut. Tidak, kita juga punya SOP.
Seperti apa pengalaman selama menyelam bantu proses evakuasi?
Yang pasti secara pribadi maupun organisasi, turut berduka cita. Hal ini bukan yang kita semua inginkan. Tapi ini adalah satu kehendak di luar hal-hal dari diri kita. Ini adalah kehendak Tuhan. Kami turut berduka cita baik untuk korban pesawat JT 610 maupun sahabat kami, yang kemarin baru saja meninggal dunia.
Ini tidak bisa kita sebut sebagai pengalaman. Ini adalah bentuk pengabdian. Kami tidak mau menyebut ini adalah pengalaman. Yang namanya pengabdian, itu naluri yang berbicara. Jadi kita sedapat mungkin dalam melakukan penyelamatan, semua korban kita anggap sebagai saudara.
Sedapat mungkin, kita mengangkut saudara kita yang membutuhkan kondisi yang dilayakkan sesuai dengan agama dan kepercayaan para korban masing-masing. Kita tak memandang apa agama mereka, kita tidak bisa memilih dalam proses pencarian.
Baca Juga: 2 Korban Lion Air Jatuh Jorry dan Karmin Dimakamkan Hari Ini
Semua korban sedapat mungkin kita cari. Bagi kami, semua korban sama seperti kita. Sama-sama manusia.