Saya Menangis di Dalam Laut Melihat Kondisi Korban Lion Air

Senin, 05 November 2018 | 11:29 WIB
Saya Menangis di Dalam Laut Melihat Kondisi Korban Lion Air
Penyelam Agus Sulaiman. (Suara.com/Arga)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapal KN SAR Sadewa milik Badan SAR Nasional baru saja merapat di dermaga JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Sabtu (3/11/2018). Kapal tersebut tiba di dermaga sekira pukul 18.05 WIB usai melakukan proses evakuasi pencarian pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang pada Senin (29/10/2018).

Sejak pagi, Suara.com telah berada di dermaga JICT Tanjung Priok untuk memantau perkembangan evakuasi pada hari keenam tersebut. Saat seorang campers sebuah televisi swasta turun dari kapal, seketika langsung memberikan situasi yang terjadi selama proses evakuasi tersebut berlangsung.

Ia berkata seraya menunjuk seorang lelaki, "itu, orang yang memakai tas ransel berwarna ungu. Dia penyelam, tadi dia cerita sempat menangis saat menyelam".

Lelaki itu berjalan menuju tenda milik Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) yang berada di dermaga JICT Tanjung Priok.

Baca Juga: Kemenhub Bantu KNKT Investigasi Jatuhnya Pesawat Lion Air

Sejumlah Tim SAR gabungan melakukan pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Sejumlah Tim SAR gabungan melakukan pencarian pesawat Lion Air (PK-LQP) JT610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Tanjung Karawang,Jawa Barat, Minggu (4/11). (Suara.com/Fakhri Hermansyah)

Adalah Agus Sulaiman (43), pria yang berasal dari Palembang. Dirinya telah terlibat dalam proses pencarian dan evakuasi pesawat Lion Air dan korban penumpang kejadian naas tersebut sejak hari Selasa (31/10/2018). Bersama tim SAR gabungan, ia ikut menyelami perairan Karawang, Jawa Barat untuk menemukan serpihan pesawat, para korban, bahkan harapan.

Dalamnya perairan laut utara Pulau Jawa, tak membuat dirinya surut. Baginya, mencari para korban merupakan pengabdian.

Saat meyelami laut, air mata Agus keluar. Matanya basah meski mengenakan kaca mata menyelam. Hatinya berlinang manakala menemukan potongan tubuh manusia di dasar laut. Sebagai manusia, perasaan Agus bercampur aduk. Tak ada batas-batas yang mengekang tubuh Agus untuk leluasa mencari puing-puing pesawat dan korban penumpang pesat Lion Air JT 610.

Pekerjaannya sebagai kontraktor di Palembang ia tinggalkan untuk sementara waktu. Demi ditemukannya jenazah para penumpang pesawat, demi ditemukannya bongkahan badan pesawat, dan demi ditemukannya rasa kemanusiaan yang tak pernah mengenal batas. Mungkin, Agus bukanlah Dante, yang hanya menyerahkan cintanya pada Beatrice dalam La Divina Commedia.

Lokasi Lion Air jatuh. (Suara.com/Walda)
Lokasi Lion Air jatuh. (Suara.com/Walda)

Agus juga bukan Florentino Arizza, yang merasa sakit kolera saat jatuh cinta pada Fermina Dazza dalam Love In The Time of Cholera karya Gabriel Garcia Marquez. Cinta Agus, tak megenal batas. Cintanya kepada sesama manusia, lebih dalam dari pada perairan Karawang, Jawa Barat.

Baca Juga: 2 Korban Lion Air Jatuh Jorry dan Karmin Dimakamkan Hari Ini

Berikut wawancara Suara.com dengan Agus mengenai proses evakuasi pencarian pesawat dan korban kecelakaan naas tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI