Apa penyebab Dolar AS terus Menguat?
Lana Soelistianingsih: Ya pertama emang isu the Fed. The Fed memang bikin dolar AS menguat karena suku bunga di Amerika naik. Nah itu ada perkiraan bunga-bunga di Amerika naik.
Ariston Tjendra: Kalau alasan pertama bisa dilihat dari yield obligasi AS yang meningkat, tingkat Suku bunga Acuan AS yang naik, penghasilan perusahaan-perusahaan AS yang meningkat. Ini semua dibantu oleh indikator ekonomi AS yang membaik seperti indikator tenaga kerja, rata-rata upah, tingkat inflasi, laju Pertumbuhan GDP, dan lain-lain.
Kalau alasan kedua itu terjadi bila Ada ketegangan politik Global, Krisis ekonomi Global, perang yang berpotensi melambatkan laju ekonomi Global sehingga investor atau pelaku pasar ingin mengamankan aset-asetnya, salah satunya adalah ke dolar AS
Ada lagi....
Lana Soelistianing: Jadi ditambah presiden Trump itu memangkas pajak. Jika pajaknya dipangkas, penerimaan negara turun. Kalau penerimaan turun, pengeluaran tetap, berarti kan defisitnya nambah.
Nah defisit yang nambah itu ditutup oleh utang. Ketika utang naik imbal hasil naik, imbal hasil naik menunjukkan obligasi murah. Jadi pada beli dan pada butuh dolar, kemudian dolarnya menguat. Itu paling besar impactnya utang amerika yang meningkat,
Siapa-siapa saja yang terdampak dari penguatan Dolar AS?
Lana Soelistianing: Sebetulnya yang paling terdampak adalah mitra-mitra dagang AS. Akan tetapi seperti misalnya Argentina, kok dia melemah lebih banyak padahal perdagangannya enggak begitu besar ke AS, tetapi kok pelemahannya lebih besar
Baca Juga: Fastwork Raih Pendanaan Seri A Senilai 4,8 Juta Dolar AS
Hal ini karena, Argentina isunya bukan hanya dolar AS menguat, tapi isu di dalam negeri masalah. Jadi enggak bisa kalau mata uang non dolar melemah itu karena dolar menguat, tapi ada faktor dalam negeri, seperti Argentina dan Brazil.