Anak Njoto, Svetlana: Bapakku Orang Sabar dan Penyayang

Rabu, 03 Oktober 2018 | 13:12 WIB
Anak Njoto, Svetlana: Bapakku Orang Sabar dan Penyayang
Svetlana Dayani, putri sulung anggota CC PKI Njoto. [Suara.com/Abdus Somad]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Iya, pada waktu itu kan anak kecil hanya main-main, saya memang tahu kegiatan seni, di sana itu kadang ada yang nyanyi, ada yang melukis ada yang sedang membuat patung-patung sering kali karnyanya Lekra ada disana, waktu itu usiaku masih 9 tahun, saya di ajak bapak.

Saya kalau sekolah lalu pulang gak sempat ada yang jemput, saya biasanya di Cidurian 19 sampai tukang becak jemput dan ibu saya jemput baru pulang. Jaraknya TK Melati dengan rumah saya lumayan jauh sih.

Bicara soal TK Melati, itu sekolah siapa yang menderikan?

Belakanga saya tahu TK milik ibu-ibu Gerwani, tapi di sana itu tahunya gurunya bebas. Ketika tidak ada guru pernah ibu saya ngajar, saya gak ingat banget di TK itu. Namun saya ingat di sana itu sih main-main, nyanya-nyanyi, kadang melipat kertas.

Seingat saya juga anak-anak yang bersekolah di sana kebanyakan anak-anak yang orang tunya ikut partai, akan tetapi ada juga yang di luar partai itu bagi anak-anak yang rumahnya dekat dengan sekolah TK Melati.

Svetlana Dayani, putri sulung anggota CC PKI Njoto. [Suara.com/Abdus Somad]
Svetlana Dayani, putri sulung anggota CC PKI Njoto. [Suara.com/Abdus Somad]

Saat peristiwa G 30 September (Gestok) itu terjadi, apa yang Anda ketahui?

Saya tidak tahu apa-apa, saya ingat bapak saya sedang dinas di Sumatera. Peristiwa terjadi saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya ingat tanggal 1 Oktober anakanya saudara saya ulang tahu. Karena tidak ada bapakku, saya kemudian diajak nginep di rumah saudara untuk merayakan ulang tahun sepupu. Saya dan ibu kemudian bermalam di sana.

Pas tanggal 1 oktober juga, masih dalam suasana ulang tahu, ibu saya dikasi tahu saudara untuk pulang, pesan itu didapat dari tantenya yang suaminya tentara. Kamu pulang, Menurut ibu saya jalannya sepi banget.

lalu Tanggal 2 Oktober 1965 bapak saya pulang, kita dibawa pergi dari rumah. Di sana kita mulai berpindah-pindah. Pagi hari di sini, malam hari di mana, pokoknya berpindah-pindah.

Sampai akhirnya saya terpisah dari bapak. Sedangkan saya dan ibu beserta anak-anak yang lainnya-adik saya tinggal di sebuah rumah yang terletak di Gunungsari, itu dulu kontrakannya CMGI. Di sana saya agak lama tinggal.

Lama tinggal di sana, tiba-tiba kami digrebek tentara Angkatan Darat (AD) kemudian kami semua dibawa ke penjara termasuk saya sebab ibu saya tidak mau meninggalkan anak saya sendiri. Ibu saya bilang ke tentara itu,” Saya mau ikut asal anak-anak saya di bawa nah saat itu kami dibawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI