Guo Ling Ling (Cina) itu lawan terberat saya di kelas 45 kg, kalau di kelas 41 kg lawan terberat saya Zhe Cui (Cina), peraih medali perak waktu di Rio Brazil, jadi nanti saya 50-50 sama dia.
Kalau dari pelatih itu bukan menargetkan harus mengangkatnya berapa, tapi kalau pelatih harus menargetkan kamu harus bisa nomor berapa, semoga sesuai dengan target.
Fasilitas untuk teman-teman difabel dahulu?
Sangat susah, tapi karena saat itu, saya lupa-lupa ingat, karena saya masih terlalu kecil saat itu. Tapi karena saya selalu sama kakak saya punya pelatih yang luar biasa jadi saya selalu di topang oleh mereka jadi pada saya itu hampir tidak pernah merasakan susah-susah banget gitu ya.
Baca Juga: Asian Para Games, Anies Jamin Fasilitas Jakarta Ramah Disabilitas
Tapi sekarang saya lihat banyak teman-teman yang angkat berat tapi mereka tidak tahu harus latihan di mana, karena fasilitas, karena nggak ada fasilitas, karena tak ada biaya untuk nge-gym. Jadi dari merekalah saya termotivasi ingin buka gym yang bisa bantu mereka.
Sebagai atlet yang berbeda, Anda pasti mempunyai sosok inspirasi yang dijadikan teladan...
Dari lingkungan. Kakak atlet juga, dulu waktu sekolah I Gede Suantaka. Beda dua tahun, sekarang kerja.
Suka ikut kakak saja karena tidak ada teman di rumah, dia main sama temannya otomatis saya diajak. Kakak latihan saya mainan di situ.
Jadi apa target Anda di Asian Para Games 2018?
Baca Juga: Cita-cita Mulia Ni Nengah, Bangun Gym Gratis Khusus Disabilitas
Rahasia. Yang pasti saya akan berjuang semaksimal mungkin untuk Indonesia.