Sebelum itu saya melewati banyak tahap sebelum lolos ke 2016 Rio, banyak kejuaraan yang harus saya ikuti. Sebelum itu satya ikut Kejuaraan dunia di dubai, dan pertama kali masuk rangking tiga dunia.
Sebelum ke brasil saya latihan super gila, Senin hingga Sabtu, dari pagi hingga sore. Pelatih sampai bilang kamu harus istirahat, kamu akan sakit kalau begini. Tapi saya bilang saya akan sakit kalau saya gagal di Brazil nanti.
Dua bulan sebelum berangkat ke Brasil saya cidera parah, cidera bahu kanan dan otot leher, tulang agak ke geser. Tapi dengan mukjizat tuhan, dua hari jelang laga semua rasa sakit saya hilang.
Saat start pertama saya cuma ada harapan masuk di nomor 4-5 dunia, tapi saya yakin kepada Tuhan, apa pun yang terjadi saya bisa pulang bawa medali. Dan akhirnya saya pulang bawa medali perunggu tersebut.
Baca Juga: Asian Para Games, Anies Jamin Fasilitas Jakarta Ramah Disabilitas
Setelah itu saya demam tinggi, dua hari saya tak bisa bangun, mungkin karena proses sebelum pertandingan. Itu efeknya, saya juga diet ketat, saat tanding berat saya 40,25 ons. Setelah bertanding itu efeknya, demam tinggi. Tapi saya beryukur berkat kemenangan tersebut saya bisa mewujudukan mimpi saya.
Dua bulan yang lalu, saat turun di Eropa open di Prancis, saya dapat medali emas. Saat ini saya berada di rangking dua dunia, sekarang yang pegang rekor itu atlet Cina. Semoga di Asian Para Games 2018, saya bisa lebih baik lagi.
Bagaimana persiapannya saat ini?
Persiapannya sekarang lebih fokus, lebih menjaga kondisi karena kurang lebih dua minggu lagi sudah pertandingan jadi harus benar-benar fit kondisinya.
Sudah tahu lawan nanti di Asian Para Games 2018?
Baca Juga: Cita-cita Mulia Ni Nengah, Bangun Gym Gratis Khusus Disabilitas
Sudah tahu karena, saya selalu bertemu dengan dia. Cina lawan terberat saya. Baru satu minggu yang lalu habis bertanding dengan Cina. Nanti dua minggu lagi bertanding dengan dia, jadi saya sudah tahu harus berbuat apa dan saya sudah tahu kekuatannya.