Seperti apa Pram menurut Anda?
Pram orangnya sangat luar biasa. Ia bisa membuat buku yang sangat bagus. Ia banyak bercerita tentang pengalamannya. Bumi manusia dan tetralogi adalah karya puncaknya menurut saya.
Buku Pram terkait asal usul Indonesia belum ada tandingannya. Inti karyanya adalah sebuah pertanyaan “dari mana datangnya Indonesia ini?” Selanjutnya, dia mulai menulis tentang hal itu. Ya, dia menulis semua itu saat di Pulau Buru. Tapi, materi penulisannya sudah dikumpulkan sejak lama.
Bagaimana ceritanya Anda bisa menjadi penerjemah Tetralogi Pulau Buru, diterbitkan oleh penerbit mana? Dan bagaimana lika-liku penerjemahannya?
Baca Juga: Jadi Bintang Utama Serial TV Amerika, Iko Uwais Ukir Sejarah
Saya bertemu Pram tahun 80-an. Waktu itu saya bekerja di Kedutaan Besar Australia. Bung Yoesoef Ishak—eks tapol Pulau Buru dan pendiri penerbit Hasta Mitra (penerbit pertama Indonesia yang memublikasikan karya-karya Pram)—kali pertama memperlihatkan naskah Tetralogi Pulau Buru Pram kepada saya.
Waktu itu, saya membacanya sangat cepat, satu malam, karena asyik sekali. Besoknya, saya berbicara kepada mereka untuk menerjemahkan karya itu ke bahasa Inggris.
Sebelumnya, saya sudah menerjemahkan (drama) WS Rendra, kisah “Perjuangan Suku Naga”. Saya bilang kepada Bung Yoesoef dan kawan-kawan, bahwa saya sangat bersemangat menerjemahkan buku Pram.
Setelah saya terjemahkan, saya bawa dan dipublikasikan Penguin Books (penerbit buku legendaris asal Inggris sejak tahun 1935) di Australia dan Amerika Serikat.
(Max lantas menunjukkan kulit buku “Bumi Manusia” Pramoedya edisi pertama bahasa Inggris yang diterbitkan Penguin Books.)
Baca Juga: Spanyol Disingkirkan Rusia, Ini Kata Fernando Hierro
Kesulitan dalam penerjemaahan Tetralogi Pulau Buru Pram apa?