Jatmiko : Mengungkap Misteri The Hobbit Indonesia di Goa Liang

Kamis, 28 Juni 2018 | 10:41 WIB
Jatmiko : Mengungkap Misteri The Hobbit Indonesia di Goa Liang
Arkeolog Indonesia, Jatmiko. (Dok Pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Lalu seperti apa ciri-ciri manusia hobbit itu?

Waktu penggalian ada 7 individu, yang utuh itu mulai dari kepala, tangan dan kaki berjenis kelamin perempuan umurnya dipredisksi 25 tahun, tinggi badannya 106 cm volume otakknya 380 cc. Bisa dikatakan otaknya sangat mugil, di bawah otak simpanse.

Keunik lainnya itu, dalam anatomi fisiknya mirip-mirip manusia purba homo erectus ada kaitannya dengan luci yang ditemukan di Afrika di Etupia yakni manusia tertua umurnya sekamir 3,5 juta tahun lalu. Hal itu ada kemiripannya satu fisik dengan homo Florensiensis.

Anatomi lainnya pergelangan tangan masih menyerupai kera yang mereka pakai untuk memburu dan meramu. Ada ahli antropolog dari canada sedang meneliti kearah situ.

Memang unik sekali Homo Florensiensis ini, walaupun bentuknya kecil mungil tapi dia proposional, dia diibartkan dengan manusia hobbit dalam film lord of dring.

Aktornya masih mungil-mungil pendek bentuknya proposional jadi tidak cacat dan cerdik, demikan pula dengan homo florensiasiensis. Kecerdikannya bisa dilihat dari cara dia yang sudah dapat membuat perlatan dari batu walapun belum mengenal logam.

Selain itu kehidupannya berburu, dia hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Ketika melakukan pemburuan di luar hasilnya itu dibawa ke goa. Kami banyak sekali menemukan ada 20.000 artefak yang berbahan batuan pecah-pecah. Kami mengetahui ternyata bahan bakunya diambil dari sungai yang lokasinya sekamir 200 meter dari Liang Goa.

Mereka ini sangat cerdik karena bisa memilih batu pengganti pisau, dibuat peralatan untuk mendukung kehidupan mereka. Alatnya itu punya sisi yang tajam bahkan sangat tajam kalau batu adesit itu ambyar kalau gamping nggak bisa.

Padahal tempat mereka tinggal itu goa gampig, nah dari mana mereka dapat itu? Mereka dapat di luar dari sungai kemudian dibawa ke goa mereka sudah pintar.

Sependek apa manusia hobbit ini?

Tinggi badannya 106 cm. Kami tahu di situ ada bintang raksasa tingginya 2 meter saat menggalinya. Diruntut pada ukuran fase yang ada di di Liang Goa, untuk lapisan atas ada fosil manusia modern, kami menemukan ada sekamir 14 ada rangka individu manusia komplet, ada logam, ada manik-manik, ada kepingan.

Dalam konteks hobbit, ada hubungannya dengan manusia kerdil flores tengah yang masih hidup sampai saat ini?

Homo Florensiensis yang hidup 50.000 tahun yang lalu sudah punah karena ada bencana letupan gunung api, kami punya bukti dalam penggalian itu ada lapisan abu vulkanik yang sangat tebal hampir 1 meter. Peristiwa ini ternyata memusnahkan kehidupan Homo Florensiensis beserta lingkungan mereka seperi Stegodon, Komodo dragon, tikus, Gaiant Maraboto itu semua sudah punah.

Lalu Setelah fase berikutnya, mulai kehidupan baru di liang gua, nah itu sudah masa Holosen ini beda lagi sebab manusianya sudah masuk fase modern seperti kami-kami ini. Jadi kalau ada yang menghubungkan dengan manusia kerdil di Flores dan di manapun itu tidak benar, karena tak ada rujukan ilmiahnya.

Saat ini, apa yang bisa diupdate dari penelitian itu?

Sampai hari ini datanya masih relative sama dengan tahun sebelumnya. Kami lagi menelusuri manusia modern tertua antara Homo Florensiensis dengan manusia modern seperti kami.

Indikasinya ada manusia tertua lagi, nah itu tadi datanya sangat minim, itu yang sedang kami lacak, belum banyak data yang mendukung, ini belum signifikan data yang kami temukan.

Di Indonesia, bidang arkelogi dan penemuannya kurang gaung. Apakah ada yang kurang dalam perhatian negara?

Pemerintah itu kurang dalam dukungan finansial maupun dari apresiasi dari peneliti kami. Malah kami itu mendapat apresiasi dari luar.

Kemarin teman kami, mendapat penghargaan dari China World Scientis. Bisa dikatakan pihak luar yang memberikan penghargaan kepada kami, saya sendiri dapat penghagaan dari Australia dari Wulonggo University.

Dari penghargaan itu kami diangkat menjadi peneliti di sana, kalau hendak melakukan apapun di universitas itu kami punya hak. Kami dianggap sudah menjadi bagian dari peneliti di sana.

Tak hanya itu motivasi serta dukungan terhadap peneliti itu kurang ada kepedulian dari pemerintah Indonesia.

Mulai ini saja baru heboh, dari empat orang itu yakni pak Thomas, Wahyu mendapat World Scientis. Dari hal itu pemerintah baru heboh semua berkoar ini peneliti masih junior.

Berapa anggaran yang diperlukan untuk membiayai penelitian seperti the hobbit?

Di Liang Goa ini, sebetulnya dengan waktu 2 bulan dengan anggaran kisaran Rp 500 juta. Katakanlah itu bisa mencapai dua bulan lebih. Hal itu sudah masuk hitungan merekrut peneliti luar, mahasiswa kan kami bergantian mengajak perguruan tinggi.

Namun kalau dari pemerintah paling diberikan Rp 200 juta - Rp 300 juta dan itu hanya dua maksimal minggu. Sangat kecil sekali, hasilnya itu sangat kurang, dalam perjalan saja bisa habis.

Kalau saya lihat kebanyakan juga anggaran habisnya untuk administrasi saja untuk sainsnya sangat kurang. Karena finansialnya kurang, kami merekrut SDM yang bagus kan kesulitan kalau seperti itu belum lagi untuk kebutuhan analisis laboratorium, kan kami membutuhkan alat.

Apakah manfaat langsung penelitian Arkeologi bagi masyarakat?

Kalau dalam sisi edukasi untuk pembelajaran ilmu ini untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luar akan apa yang kami temukan sehingga publik jadi lebih tahu, “Oh ternyata ini dulu peninggalan nenek moyang kami,” jadi ini menyangkut kebanggan bangsa kami juga.

Seperti Liang Goa ini, awalnya banyak yang tidak mengenal sejak kami ekspos kini menjadi terkenal. Setiap hari kami melayani turis. Padahal sejak tahun 89 saya di Liang Aoa gak ada yang ke sana. Namun sejak 2004 penemuan kami dipublikasi intenational ini bisa menjadi aset luar biasa.

Kembali ke manusia Hobbit, pernah ada peristiwa geger seoarang anak kecil lari begitu cepat di Sumatera yang terakam oleh komunitas motor croos, apakah hal itu ada hubungan Hobbit?

Nggak ada sama sekali, pembuktiannya sampai sekarang nggak ada, faktanya memang nggak pernah tertangkap.

Mereka sudah punah sekamir 50.000 tahun lalu, ini ada buktinya. Kami menemukan abu vukanik yang sangat tebal. Mereka punah digantikan oleh manusia modern lebih muda. Nah kami tidak hanya melihat dari sisi arkelogi, tapi beberapa ilmu. Kami melakukan pencarian bersama sampai menemukan kesimpulan.

Dari banyak daerah lokasi penelitian yang Anda jajaki, daerah mana yang paling menarik untuk Anda?

Bagi saya paling menarik ini ya Liang Gua ini, secara nyata saya dihargai, bukannya saya ingin dihargai, tapi dari luar banyak yang mendukung saya, bahkan dari Liang Goa saya ditawari menjadi peneliti di Australia tak hanya itu kami banyak ditawari untuk studi lagi.

Demi Liang Goa, saya pernah mengalami tiga kali puasa tiga kali lebaran tidak pulang sampai keluarga marah. Makanya untuk tahun ini saya memohon agar saya bisa pulang saat hari raya.

Kalau seirus mengali Liang Goa mungkin akan banyak temuan baru yang mendunia, kami baru mengali 40 persenya untuk 60 persennya belum di gali. Kalau kami gali semua saya yakin banyak individu yang ditemukan.

Kami inginya ada dua tingga seperti hobbit ditemukan lagi. Kalau selama ini kan cuma satu yang bisa ditemukan, yang lain hanya gigi, tulang jarinya gak lengkap itu. Kami berharap 60 persen hasilnya nanti bisa lengkap. (Somad)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI