Apakah usaha Indonesia untuk melindungi warganya dari internet belum cukup?
Masih banyak celah, sehingga itu harus benar-benar dikaji terus, dibutuhkan effort untuk masalah ini karena dampaknya ke depan. Harus benar-benar diproteksi.
Skema blokir adalah kalau menurut kita selama platform itu tidak menuruti apa yang memang menjadi regulasi di sini, opsi block itu adalah yang paling memungkinkan.
Mau bagaimana? Kalau gamau diatur ya blok aja. Itu tepat asalkan di Indonesia sudah memiliki alternatif karena mau nggak mau akan ada dampak negatif. Yang tadinya orang punya usaha lewat jalur ini harus dihentikan.
Maka pemerintah harus menyediakan platform-platform lokal sebagai alternatif.
Bicara potensi pengguna internet, kelompok milenial ini paling berpotensi di masa depan. Bagaimana masukan Anda, agar generasi milenial bisa memaksimalkan internet di jalan yang benar?
Milenial itu, yang harus mereka lakukan tentunya manfaatkan sumber atau akses pendidikan dan ekonomi yang berjalan di industri digital. Kita kan sekarang sudah bisa mau belajar apa saja. Kita memanfaatkan internet juga mudah.
Generasi milenial ini harus memanfaatkan sebagai alat mengupgrade diri.
Jangan sampai terlena menggunakan platform digital hanya untuk memuaskan diri mereka sendiri. Hanya sebagai konsumen atau sebagai entertain. Kita mau belajar apapun ada. Free.
Ada orang Bali yang bikin robot yang tutornya dari Youtube. Itu salah satu contoh yang bagus. Gunakan resource ini untuk upgrade diri.
Mereka harus sadar dan membatasi diri sama digital, harus melek lagi karena bahaya. Yang bersifat privat ya jangan diumbar di sosmed. Terus yang lebih open minded, jangan mudah percaya pada satu sumber berita saja, harus kroscek, mana yang benar dan salah.
Ancaman 2030 Indonesia hancur bisa saja terjadi kalau kita memang nggak melihat hal-hal seperti ini. Tapi sebagai generasi milenial jangan pesimis.
Yang harus disiapkan adalah setelah generasi milenial. Generasi z yang tingkat tantangan hidupnya lebih berat dari ini. Ketika di dunia kerja, ini akan berhadapan di revolusi industri ke 4. Dampak paling besar di generasi z ketika bonus demografi, angkatan kerjanya 65 persen-70 persen.
Tugas pemerintah juga agar mereka siap menghadapi. Kalau kaget ya selesai.
Problem pemerintah kan selalu telat. Kalau tidak antisipasi dari sekarang akhinya lebih baik mencegah api timbul daripada memadamkan ketika api sudah kita.
Pemerintah kita selama ini jadi pemadam kebakaran.
Biografi singkat Tyovan
Lahir di Wonosobo, Tyovan memulai karirnya di industri teknologi. Dia pernah menjadi peretas, dan di tahun kedua sekolah menengah, ia mendirikan perusahaan sendiri, yaitu Vemobo. Perusahaan ini berfokus pada media online, pengembangan web, aplikasi web, dan sistem informasi untuk korporat.
Pada 2012, ia bertanggung jawab pengembangan sistem pelaporan dan koordinasi, proyek dari Presiden Republik Indonesia pada waktu itu, Susilo Bambang Yudhoyono. Selain itu, bersama dengan Vemobo, ia mengembangkan beberapa jenis sistem informasi untuk perusahaan swasta, lembaga negara tinggi, dan kementerian di Indonesia.
Pada tahun 2013, Tyovan diundang oleh Stanford University, AS untuk mewakili Indonesia untuk bergabung dengan kompetisi inovasi dalam teknologi dan dia berhasil mencapai lima besar yang bersaing dengan peserta dari 38 negara.
Selama hampir satu setengah bulan di AS, ia berhasil berkeliling Silicon Valley dan Silicon Alley untuk mengamati lingkungan startup di pusat inovasi dunia. Dia bertemu banyak orang berprofil tinggi dan belajar langsung dari mereka.
Pada tahun yang sama, ia bertanggung jawab sebagai Country Representative of Dolphin Browser untuk membawa Dolphin Browser ini memenangkan persaingan di pasar Indonesia.
Tyovan terpilih sebagai salah satu inovator muda ke-100 di dunia dari YouNoodle, yang berbasis di Silicon Valley, AS. Selain itu, ceritanya juga diterbitkan oleh majalah Jerman populer sebagai keajaiban dari Asia. Di Indonesia, ia dikenal sebagai inovator dan pengusaha muda yang menjanjikan.
Saat ini, ia menjalankan perusahaannya di Teknologi Pendidikan, yaitu Bahaso.com. Dengan Bahaso.com, Tyovan dan timnya memiliki misi untuk mendidik masyarakat Indonesia melalui akuisisi bahasa asing dan memimpikan untuk mendorong orang Indonesia untuk dapat bersaing secara global dan siap untuk menghadapi perdagangan bebas ASEAN.
Lelaki yang baru lulus dari Universitas Binus jurusan Ilmu Komputer. Dia memiliki mimpi dan misi untuk memberdayakan pemuda Indonesia untuk menciptakan inovasi kelas dunia dan untuk dapat berkontribusi bagi Indonesia dan umat manusia di dunia.
Pada tahun 2017, Majalah Forbes memberikn predikat sebagai inovator muda global dan pendiri muda yang luar biasa dari Asia. Forbes mendaftarkannya di ASIA '30 Under 30 ′, daftar anak muda berprestasi di bawah 30 tahun dari seluruh dunia. Dia sejajar dengan Alia Bhatt (Aktris India / Bollywood), Lorde (musisi Selandia Baru / Pemenang Grammy), Margot Robbie (Aktris Hollywood, peran sebagai Harley Quinn dalam Suicide Squad), Martell Graf (Cofounder Lazada), Hiromi Tanji (Peneliti Universitas Tokyo, Jepang), Kavin Bharti (Pendiri Hike Messenger), dan lain-lain.