Anang: Jangan Tanya Saya Mampu atau Tidak Jadi Gubernur

Senin, 09 Oktober 2017 | 07:00 WIB
Anang: Jangan Tanya Saya Mampu atau Tidak Jadi Gubernur
Musisi yang juga anggota DPR RI Anang Hermansyah berkunjung ke kantor redaksi suara.com di Jakarta, Rabu (4/10).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehidupan Anang Hermansyah sangat berubah sejak 3 tahun lalu duduk di kursi empuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Paling tidak, Anang ‘dipaksa’ baca koran saban pagi.

Berbagai perubahan itu tidak pernah dia lakoni saat menjadi musisi. Anang menjadi tenar sampai terpilih jadi pejabat karena karier musiknya. Tak perlu cerita banyak soal karier bermusiknya, siapa pun tahu.

Tapi, apakah lelaki yang pernah identik dengan rambut gondrong itu menikmati kehidupannya saat ini? Anang banyak cerita saat mengunjungi kantor Suara.com di kawasan Jakarta Selatan pekan lalu.

Cerita menarik, Anang mengomentari soal perkembangan dunia sosial media yang sudah mengancam negara. Informasi hoax masih menjadi momok, dan negara menyatakan ‘perang’. Anang mengusulkan banyak hal untuk menangkis hoax.

Selama 3 tahun berkarir di politik dan menjelang tahun politik pemilihan kepala daerah, juri Indonesia Idol yang khas dengan kalimat “aku sih yess” itu dijagokan menjadi Bakal Calon Gubernur Jawa Timur. Dia diklaim calon terkuat nomor 4 bersaing dengan Wakil Gubernur Jawa Timur Saefullah Yusuf dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Ini tak main-main, serius. Jawa Timur sebagai provinsi terbesar setelah Jakarta, menjadi penggalang massa banyak untuk Pemilihan Umum Presiden dan Legislatif di 2019.

Lalu bagaimana jawaban Anang? Siap jadi gubernur?

Simak wawancara lengkap suara.com dengan Anang berikut ini:

Sudah 3 tahun Anda menjadi anggota DPR, sebelumnya Anda adalah musisi. Apa yang berubah dari diri Ada?

Dalam 3 tahun ini kebiasaan aku bangun pagi dan setelah itu main musik dan mendengarkan musik, jadi berubah. Selain itu, dulu membaca koran bukan sebuah kewajiban, sekarang wajib. Karena untuk mengetahui perkembangan yang terjadi.

Dalam bergaul juga berubah, dulu bisa kapan saja bertemu seniman. Saat ini waktu aku habis di DPR.

Keseharianku tidak seperti dulu lagi. Dulu aku bisa ke mana saja, tapi sekarang tidak bisa. Ada hal-hal yang harus aku jaga, tidak seperti dulu.

Yang lebih berbeda di banding saat ini, dulu aku bertindak sendiri, menghasilkan uang sendiri, dan aku menjadi bos untuk diri sendiri. Sekarang aku benar-benar hidup dibayar oleh rakyat. Aku dibayar dari uang rakyat melalui pajak, jadi harus bertanggungjawab terhadap rakyat.

Jadi, apakah Anda merasa berat menjalani kehidupan saat ini?

Jabatan sebagai wakil rakyat, sangat berat. Karena kami hasil dari pemilihan umum, bertanggungjawab menjadi bagian dari pengatur arah pembangunan negara, memenuhi amanat konstitusi dengan mensejahterakan rakyat. Tidak seperti dulu, aku yang bebas.

Sebagai sosok yang berlatarbelakang musisi, Anda dianggap mewakili para musisi untuk memperjuangkan undang-undang permusikan…

Rancangan Undang-Undang Permusikan sudah masuk ke prolegnas. Itu bukan usaha mudah, karena program legislasi nasional harus disepakati bersama antara DPR dengan pemerintah.

Undang-undang ini memang aku perjuangkan, karena banyak masyarakat musik yang bertaya, mengapa musik saat ini sedemikian rupa tidak bisa bicara luar biasa.

Terjadi penurunan dari zaman ke zaman secara signifikan. Pendapatan musik dari PDB negara hanya 0,47 persen. Kok bisa sekecil ini yah. Ini harus dicarikan solusinya, apa undang-undang solusinya? Nah ini, mari kita perjuangkan bersama.

Saat ini RUU Permusikan tengah diperjuangkan masuk ke program legislasi tahunan tahun 2018. Ini butuh sura dari bawah lagi. Ini harus kita perjuangkan karena industri musik bagian dari ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif hari ini pertumbuhannya luar biasa.

Tapi musik masuk ke urutan ke-9 dari ekonomi kreatif itu. Yang terbesar, fashion dan kuliner. Musik ini bisa mengurai pengangguran dan penopang hidup, sampai menyumbang pendapatan untuk negara. Sehingga musik harus diutamakan.

Sebagai musisi, bagaimana Anda bisa menggabungkan antara seni dan politik sehingga menjadi seni berpolitik?

Ini menarik.

Kalau seni, menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Di ranah politik sama, kita ingin menciptakan yang bernilai tinggi untuk kesejahteraan masyarakat. Selama aku serius di satu bidang, aku akan bisa mengikuti ritme itu dengan baik.

Bagaimana jika istri Anda juga terjun ke dunia politik?

Aku sudah bilang, selama dia mampu, kalau bisa, silakan. Aku akan mensupport.

Sebagai wakil rakyat, pasti Anda sangat intens berkomunikasi lewat sosial media, bahkan memantau perkembangan perpolitikan dan berbagai isu lewat internet. Di sisi lain, saat ini negara tengah perang dengan kemunculan hoax di konten media sosial. Bahkan sudah ditangkap kelompok Saracen yang dituduh sebagai pemproduksi konten hoax itu. Bagaimana pendapat Anda soal ini?

Bidang internet, aku pernah mengusulkan untuk mengurangi hal-hal negatif. Aku bilang, setiap aplikasi sosial media atau yang berurusan dengan media cyber dan seterusnya, harus (daftar dengan) memasukkan nomor KTP atau paspor.

Lalu mengapa terjadi hoax? Ini salah satu eforia baru di masyarakat Indonesia. Bebas membuat akun (di media sosial), bahkan satu orang punya 10 akun.

Satu akun bicara benar, pasti (akun lain) bicara berapi-api. Sementara yang akun lain ngomongin DPR, satu akun untuk ngomongin tetangganya, satu untuk ngomongin pacarnya.

Ini lah yang jadi masalah, kebebasan bicara ini sulit untuk mengerem. Makanya sampai dibuat Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Apakah itu solusi? Iya, bagian dari solusi.

Tapi coba bayangkan kalau daftar akun media sosial menggunakan KTP atau paspor, nggak akan seperti ini. Akun Facebook sampai 71 juta, di Instagram 36 juta akun.

Waktu bicara gitu, ya emang saya baru di DPR, jadi mungkin nggak diangkut. Padahal itu solusi.

Makanya, aku mengkritisi waktu pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Kenapa? Ini nggak memperdayakan yang ada untuk diperkuat. Kan membuat BSSN mengeluarkan biaya lagi. Dan ini menimbulkan hoax karena adanya perbedaan informasi. Terus jadi pegangannya apa?

Sudahlah Komisi III DPR harus berani merekomendasikan pemerintah, masyarakat harus mendaftarkan KTP dan paspor jika ingin membuat akun di media sosial. Pasti saya akan dimarahi sama generasi milenial, “mas anang goublok ya,” haduh.

Sudah lah sekarang jangan main bohong-bohongan lah hayok.

Ya itu terjadi lah demokrasi liberal. Karena tidak terdata dengan akurat. Jadi dengan penduduk Indonesia 261 juta itu, bagaimana BSSN mau mengawasi? Negara yang menjemuk ini, piye carane?

Sementara saat ini server data di internet ada di luar negeri…

Ya itu panjang kalau dibahas. Sama seperti Google, nggak mau bayar tunggakan pajak sekian triliun. Karena mereka kantornya nggak di Indonesia. Bukannya Google mencari uang di Indonesia?

Ada banyak yang mau karya anak bangsa kalau mau, kita punya badan yang bisa. Habibie (BJ Habibie) bisa membuat pesawat terbang dan diakui dunia.

Hampir semua orang menggunakan media sosial, termasuk para anggota DPR. Apakah media sosial menunjang komunikasi anggota DPR dengan publik?

Sebetulnya prinsipnya mudah. Bayangkan jika tidak ada ponsel. Jadi, ini sudah keniscayaan media sosial harus kita manfaatkan secara positif. Bahwa terjadi kekurangan dari kehadiran media sosial, pasti.

Tapi harus dijaga dalam ambang batas normal.

Tapi aku punya keyakinan, bahwa Indonesia nantinya akan jaya. Indonesia akan perform. Tapi awas, Indonesia adalah negara dengan kepulauan terbesar di dunia. Indonesia butuh percepatan informasi yang akurat dan efisien.

Tinggal masyarakat bersama-sama gotong royong membantu eksekutif mengurai masalah ini. Bahwa ini harus dimanafaatkan dengan cepat jika kita ingin menjadi negara yang bersaing di era global ini.

Harus cepat.

Aku setuju dengan slogan Presiden Joko Widodo, “kerja, kerja, kerja”. Tapi yang seperti apa supaya cepat? Kerja, okay. Tapi cepat yang seperti Bagaimana? Karena kita adalah pertumbuhan internet terbesar di dunia, itu ngeri loh.

Anang mampu nggak jadi gubernur? Baca di halaman kedua....

Apakah semua Anggota DPR memanfaatkan media sosial?

Semua orang harus menggunakan sesuatu yang positif. Karena ini efisiensi, mempercepat dan kita mau cepat. Bayangkan saja kalau kita mau bikin film, tidak perlu lagi siapkan alat-alat lagi, tinggal pakai ponsel.

Inilah perkembangan efisiensi, ini harus dimanfaatkan.

Masalahnya, ada juga anggota DPR yang memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi atau juga berkomentar yang menimbulkan kontroversi di publik…

Setuju. Kembali lagi pada analoginya, kita kalau dikasih pistol, terserah orang itu mau nembak siapa.

Bagaimana kita melawan negatif ini, dengan kita perbesar positifnya.

Soal tahun politik masuk ke Pemilihan Umum Kepala Daerah Jawa Timur, Anda salah satu yang dijagokan, bahkan diklaim masuk 4 besar di survei calon gubernur Jatim. Bagaimana Anda menyikapi ini?

Aku cuma bisa bilang Alhmdulillah, terimakasih pada masyarakat Jatim. Tapi apakah itu refleksi yang bisa aku pegang? Perjalanan 2017 ini masih panjang.

Konstalasi politik ini masih berjalan. Aku perlu ujian dan ikhtiar luar biasa. Aku harus bagaimana? Banyak hal yang harus dipikirkan.

Bagaimana partai Anda menyikapi hasil survei itu?

PAN sama. PAN mempunyai tidak sedikit orang yang hebat, banyak sekali. Anang belum ada rekam jejak membangun Jawa Timur.

Perlu ujian panjang, tapi jangan tanya Anang mampu atau tidak, itu urusan waktu. Pertanyaan yang harus dijawab nanti, aku berterimakasih pada masyarakat Jatim yang sudah mempercayakan.

Tapi butuh perjalann panjang yang tidak mudah.

Jadi, Anda belum siap memimpin Jawa Timur…

Aku bilang, masyarakat yang memiliki aura, memiliki insting, memiliki keinginan kolektif memilih pemimpin. Kadang pubilitas dapat diukur dengan itu. Karena masyarakat sangat majemuk untuk dapat dirangkul. Jadi aku bilang, aku mengalir.

Dari sisi kultur kedaerahan yang kebanyakan agamis, basis massa PAN cukup kuat di Jawa Timur. Apakah sudah ada penjajakan koalisi dengan partai lain?

Sampai saat ini, dalam partai yang akan merencanakan lah. Karena tidak elok juga aku memaksakan diri, aku tidak mau. Tapi partai juga tidak bisa melakukan kuasa jika masyarakat menghendaki.

Jadi aku bilang bahwa, aku ingin mengalir, karena aku tujuannya tidak mau mencederai apapun. Tapi aku ingin berbuat yang luar biasa pada siapa pun. Itu saja.

Karena ini politik. Aku tidak bsa menjelaskan lebih jauh. Tapi hakikihnya politik itu adalah kemasyarakatan.

Nama yang paling dibicarakan di publik dan politisi adalah Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa. Anda sebagai pihak yang ada di dalam zona internal politik, apakah hanya dua orang itu yang dijagokan?

Mas ipul dan Mbak Khofifah ini adalah sejarah di Jatim. Jadi pakem mereka masuk ke lini-lini terdalam di Jawa Timur, sudah dikenal. Tapi, dalam kontes kali ini dengan pertumbuhan masyarakat Jatim, banyak masyarakat yang butuh alternatif baru di dalam wacana masa depan Jawa Timur di masa digitalisasi saat ini.

Dibutuhkan pikiran-pikiran yang terfokus, keluar dari pakem. Tapi tidak keluar dari hukum. Itu yang dibutuhkan. Tidak bisa dibilang juga Mas Ipul dan Mbak khofifah itu kuat, di dalam konspirasi hari ini butuh perjuangan lanjutan.

Ikhtiar masyarakat Jawa Timur, buruh dari orang-orng baru yang masuk. Tapi ini bukan berarti aku mememojok-mojokan diriku. Karena aku punya hal yang cukup signifikan yang harus aku selesaikan di DPR.

Tapi kan kembali lagi dengan masyarakat Jatim, untuk menentukan pemimpin baru, wacana baru, untuk menjadikan Jawa Timur kawasan yang kuat. Ini tidak bisa digerakkan pada alam saja, tidak hanya dengan masyarakat yang banyak saja, tapi bagaimana hal-hal lain dibuka dan ditambah.

Jikalau Anda memang dijagokan untuk jadi gubernur Jawa Timur, apa yang perlu dibenahi dari daerah itu?

Pemerintahan yang lama sudah meletakan hal-hal positif. Pasti hal yang baik akan aku kuatkan dan yang jelek akan dibuang. Tapi penambahan hal-hal baru pasti akan aku lakukan dengan cepat.

Apa usulan kongkret Anda?

Industri kreatif. Bagaimana parawisata Jawa Timur menjadi tulang punggung baru di pendapatan Jawa Timur. Aku rasa bukan hanya infatruktur yang keliatan itu, tetapi bagaimana membangun infrastruktur keramahan masyarakat Jatim mendatang.

Itu bentuk baru, aku tdak mau hanya mengandalkan uang. Tidak segalanya, tidak.

Keramahtamahan adalah kuncinya.

Anda berharap, ada orang baru yang membawa ide dan gagasan segar untuk memimpin Jawa Timur…

Saya mengharapkan, iya.

Karena saya ingin lihat masyarakat Jatim yang kuat. Aku yang sedikit mempelajari, Jatim dengan penduduk yang maju-maju, hari ini kita soal ekspor industri kreatif hanya 20 persen atau nomor 2. Ketinggalan dengan Jawa Barat.

Lebih kongkretnya lagi, apakan PAN sudah mendorong Anda untuk maju?

Diskusi selalu terjadi.

Karena bagaimana pun juga bagian dari masyrakat Jawa Timur yang harus memikirkan, bagaimana caranya untuk mendapatkan pemimpin baru yang dapat membangkitkan Jawa Timur. Aku ikut untuk diskusi.

Seberapa besar dukungan yang Anda dapatkan?

Ya kalau dukungan, saya belum berani bicara. Karena masih cair.

Mungkin sinyalemen dukungan…

Aku bilang. Pak Masfuk (Bupati Lamongan 2000-2010) bagus bangun Kabupaten Lamongan. Itu wow, kalau bukan ilmunya bagus dan nyawanya banyak, nggak bisa.

Anda ingin mengatakan jika Masfuk cocok menjadi pendamping Anda Pilgub Jatim?

Kan dia dari PAN, satu partai.

 

Biografi singkat Anang Hermansyah

Anang Hermansyah lahir di Jember, Jawa Timur, 18 September 1971. Saat ini Anang merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Fraksi Partai Amanat Nasional. Anang duduk di Komisi 10 membidangi Pendidikan, Kebudayaan, Pariwisata, Ekonomi Kreatif, Pemuda, Olahraga, dan Perpustakaan. Dia menjadi anggota DPR sejak 2 Oktober 2014.

Karier politik Anang masih sangat muda. Dia lama berkarir sebagai penyanyi, musisi, dan produser musik. Anang merupakan lulusan SMA Negeri 4 Surabaya dan sempat mengenyam pendidikan ilmu ekonomi di Universitas Islam Bandung.

(Pebriansyah Ariefana/Suwarjono/Siswanto/Maidian Reviani/Yazir Farouk/Ruben Setiawan/Dendi Afriyan)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI