Wona Sumantri: Menghentak Kuda-kuda Pencak Silat ke Lantai Dunia

Senin, 10 Juli 2017 | 07:00 WIB
Wona Sumantri: Menghentak Kuda-kuda Pencak Silat ke Lantai Dunia
Wona Sumantri. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pencak Silat sudah menjadi olahraga internasional dan dipertandingkan di gelaran olahraga seperi Sea Games dan Asian Games. Bela diri asli Indonesia ini sudah dikuasai orang-orang di berbagai negara Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina, Vietnam dan Thailand.

Sebanyak puluhan aliran Pencak Silat dikenal oleh umum seperti Silek Harimau, Silat, Silat, dan Merpati Putih. Banyak yang belum tercatat. Aliran silat yang sampai tersebar se-Indonesia itu membuat banyak sosok ‘guru’ yang disegani. Bahkan mereka sudah melegenda, seperti Totong Kiemdarto (pendiri Silat Putra Indonesia Kera Sakti) dan Babe Sabeni bin Chanam (pendiri silat aliran sabeni).

Ada satu sosok lelaki yang kurang dikenal di Indonesia, tapi dia membawa Pencak Silat ke lantai dunia. Wona Sumantri, lelaki kelahiran Jakarta ini adalah orang Indonesia pertama yang membuat Pencak Silat menjadi kurikulum dalam matakuliah tambahan di American University, Washigton DC, Amerika Serikat.

Lelaki 41 tahun ini terlihat masih muda dan energik. Wona menetap di Amerika dan mendirikan ‘padepokan’ silat di Washington DC. Sejak usia 5 tahun belajar silat, mengikuti turnamen, sampai menjadi pelatih, banyak cerita dari lajang penghobi jalan-jalan itu.

Kata dia, tidak mudah mengenalkan Pencak Silat ke pestas dunia. Sebab bukan hanya Pencak Silat yang berebut mencuri perhatian, bela diri dari seluruh belahan dunia antre sampai ke hati masyarakat negara adidaya itu.

Yang jelas, Wona tidak tanggung-tanggung menjadikan Pencak Silat mendunia. Wona sampai mendirikan Federasi Pencak Silat Amerika Serikat, dia menjadi presiden federasi yang diakui organisasi bela diri dunia itu.

Jatuh bangun dan suka duka Wona melatih Pencak Silat dikisahkan ke Suara.com. Pekan lalu Wona berkunjung ke Indonesia.

Berikut wawancara lengkapnya:

Dari mana Anda mempunyai keahlian silat?

Sudah dari kecil, usia 5 tahun pindah ke Amerika. Belajar dari bapak yang juga pesilat aliran Cimande. Pertama di Amerika, kami ke tinggal di Negara Bagian Texas, 5 tahun kemudian pindah ke Washington DC. Di sana ada Pencak Silat cabang Perguruan Al Azhar. Di usia itu, saya mulai latihan silat di Amerika dengan serius.

Anda menetap di Amerika?

Saya menetap di Amerika Serikat. Orangtua sudah pensiun dan ada di Indonesia. Bolak-balik ke Indonesia, juga latihan silat dan mencari ilmu dari berbagai aliran.

Selain dari orangtua, mengapa mau berlatih Pencak Silat?

Semakin tua saya belajar silat, saya makin banyak belajar soal kebudayaan Indonesia.

Mungkin kalau tidak belajar silat, saya tidak akan tahu banyak tentang Indonesia dan tanah air, karena tidak pernah sekolah di Indonesia, kecil sampai besar di Amerika. Pencak Silat membuat saya mau belajar sejarah, bahasa dan lain-lainnya. Saya belajar sendiri Bahasa Indonesia dengan baca koran, sampai banyak teman silat di Indonesia.

Selain itu, ada dampak positif Pencak Silat dari anggota perguruan. Selain berlatih bela diri, mereka juga belajar disiplin kebiasaan yang bagus. Mereka juga belajar sejarah dan Bahasa Indonesia.

Jadi ini membuat saya serius.

Bagaimana minat Pencak Silat di Amerika?

Pencak Silat ini unik, sementar di Amerika banyak sekali perguruan bela diri. Pencak Silat di Amerika ada sejak 1970-an. Sementara Karate dan Taekwondo lebih lama lagi. Banyak orang bosan dengan bela diri itu dan melihat banyak kekurangan dari bela diri tersebut selain Pencak Silat.

Kebanyakan anggota saya sudah punya latar belakang kemampuan bela diri lain sebelum berlatih silat. Mereka merasa bela diri sebelumnya punya kekurangan. Setelah belajar, mereka mengaku Pencak silat ini bagus, lengkap dan bela diri yang efektif.

Selain itu Pencak Silat mengandung unsur tenaga dalam, seni, dan nilai-nilai budaya. Ada juga yang tertarik dari sisi mistis, tapi kami tidak ajarkan itu.

Bagaimana cara Anda mengajarkan Pencak Silat ke orang luar Indonesia?

Kami tidak bisa mengajarkan metode soal Pencak Silat seperti yang diajarkan di dalam negeri, Indonesia. Karena orang barat tidak akan bisa menerima.

Jika latihan di Indonesia, belajar dari awal seni dan jurus-jurus. Sementara belum diberitahu aplikasinya untuk apa saja.

Kalau di Amerika, mengajar mulai dari praktiknya. Saya belajar metode training dari dunia barat, Eropa. Di sana silat sudah berkembang sejak lama.

Jadi saat mereka sudah yakin Pencak Silat itu berguna dan jurus-jurusnya aplikatif, baru diajarkan sisi filosofi dan sejarahnya. Jadi memang harus pelan-pelan.

Selain Anda, siapa yang mempopulerkan silat di Amerika?

Banyak, saya bukan orang pertama.

Perguruan Mande Muda dari Bandung, ini paling lama ada di Amerika Serikat. Setelah itu masuk perguruan dan aliran lain, seperti Cimande, Baringin Sakti dan lain-lain.

Mereka memang besar. Tapi berdiri sendiri-sendiri. Mereka promosiakan silat masing-masing. Tidak ada federasi yang menggabung mereka semua.

Makanya saya membangun Federasi Pencak Silat Amerika Serikat. Federasi ini sudah resmi di bawah lembaga Pesilat dunia. Federasi ini berdiri di 2013, dan lembaga non profit di bawah pemerintah Amerika Serikat. Tujuannya membantu mengajarkan kebudayaan Indonesia lewat Pencak Silat. Selain itu menggabung Pencak Silat se-Amerika Serikat untuk berpromosi.

Saya mempromosikan Pencak Silat selama 25 tahun di Washington DC, pernah tampil sebanyak 200 kali seminal, dan punya 1.000 lebih murid. Tapi ini promosi sangat lokal, harus lebih kuat dan luas.

Jika mempromosikan silat sendiri, sangat mahal dan keluar banyak uang. Promosi di internet, media sosial dan sebagainya. Itu pakai uang kami sendiri, tidak dibantu pemerintah. Sementara federasi yang saya buat ini mendapatkan bantuan dari pemerintah lokal.

Di Washington DC, di mana Anda melatih Pencak Silat?

Saya punya studio Pencak Silat di Washington DC, Silat Martial Arts Academy. Sanggar bela diri yang hanya mengajar Pencak Silat tidak banyak di Amerika, hanya 3 sanggar. Selebihnya mereka adalah sanggar yang mengajar banyak bela diri. Ini yang membuat kami unik, karena tidak banyak.

Banyak orang-orang di negara bagian yang mendorong kami buka cabang, tapi kami tidak punya sumber daya manusia banyak.

Seperti apa Federasi Pencak Silat Amerika Serikat? Berapa perguruan silat yang dibawah federasi ini?

Perguruan Mande Muda, Baringin Sakti, dan Al Azhar sudah menjadi anggota federasi. Kami ingin lebih banyak lagi yang bisa bergabung. Ketiga perguruan itu mempunyai banyak anggota se-Amerika.

Apakah perguruan Pencak silat itu dikelola oleh orang Indonesia?

Tidak juga. Misalnya perguruan Merpati Putih. Di sana dikelola oleh orang bule.

Seberapa besar potensi peminatan Pencak Silat di Amerika?

Jadi sebenarnya dari sisi bisnis, Pencak Silat mempunyai potensi besar di Amerika Serikat. Penduduknya suka dengan hal seperti ini. Sebab unik.

Salah satu guru saya di Bukittinggi, setiap bulan kedatangan murid-muridnya dari Eropa. Kalau saya ingin latihan dengan dia, harus membuat janjian dulu. Karena sangat penuh sekali jadwal latihannya dengan orang luar negeri.

Apakah Pencak Silat di Amerika sudah bisa ikut pertandingan-pertandingan bela diri internasional?

Bisa. Tapi pertandingan yang terbuka untuk diikuti bela diri lain.

Misal pertandingan Karate, tapi Pencak Silat harus ikuti peraturan Karate. Tapi kita selalu menang dalam pertandingan itu. Gerakan Pencak Silat dinilai indah dan berbeda. Saya ikut pertandingan seperti itu sejak kecil.

Tahun ini kami ingin membuat pertandingan Pencak Silat nasional se-Amerika Serikat. Ini pertandingan yang pertama. Pertandingan ini juga untuk bela diri lain, selain Pencak Silat.

Mereka tertarik dengan aspek bela diri dan seni. September 2018, kami juga ingin menggelar festival Pencak Silat Amerika. Semua perguruan Pencak Silat di Amerika dan Indonesia akan diundang.

Negara maju seperti Amerika mempunyai banyak aturan yang melindungi warga negaranya. Bagaimana cara Anda mengajarkan bela diri, namun tetap aman?

Iya, keamanan memang hal utama yang kami pakai.

Di sini, tidak bisa langsung keras. Mungkin sampai 1 tahun latihan, saat tilang dan otot mereka keras, baru mulai serius. Jadi orang baru masuk, jangan langsung ditonjok saat latihan. Lantai-lantainya juga harus pakai matras, dan mengajar harus pelan-pelan.

Selain itu, mengajarkan anak-anak dan dewasa tidak bisa bersamaan.

Anda memasukan Pencak Silat di kurikulum Universitas di Amerika, bagaimana ceritanya?

Salah satu murid saya melanjutkan S2 di American University. Dia belajar soal kesehatan. Saya meminta tolong ke dia untuk bicara dengan dosen-dosennya tentang Pencak Silat.

Saya minta janjian untuk rapat dengan dosen-dosen, dan persentasi tentang Pencak Silat. Akhirnya diberikan waktu, dan saya memaparkan materi tetang Pencak Silat dari sisi kesehatan. Mulai dari manfaat Pencak Silat untuk universitas dan masyarakat umum.

Lalu akhirnya disetujui, kami pun melakukan promosi. Itu sejak tahun 2011.

Sejak itu Pencak Silat menjadi matakuliah tambahan dengan nilai 1 credit. Nama matakuliahnya, The sparring Art of Indonesia, Pencak Silat. Matakuliah ini diajarkan 1 semester selama 15-16 pekan.

Yang diajarkan, dari pekan pertama mulai dari background Pencak Silat sampai belajar bela dirinya.

Kurikulum ini disusun dengan metode ilmiah dan penelitian.

Selain mengelola sanggar Silat, apa pekerjaan utama Anda?

Saya bekerja di bidang teknologi informasi atau IT, dari pagi sampai sore. Saya sebagai konsultan IT. Kalau ada waktu bebas, saya akan mengajar dan mengelola perusahaan.

Mengapa tidak 100 persen mengelola silat di Indonesia?

Kalau sekarang tidak bisa, karena biaya hidup saya di Washington DC saja sudah mahal. Bagaimana untuk membiayai Pencak Silat. Mengelola Pencak Silat ini masih menggunakan uang pribadi.

Saya bisa fulltime di Pencak Silat, tapi itu semua belum bisa mencukupi biaya hidup. Tapi tujuan saya menjadikan Pencak Silat menjadi pekerjaan full. Target saya 5 tahun ke depan sudah bisa fulltime. Tergantung minat masyarakat Amerika terhadap Pencak Silat.

Apakah ada niat mengembangkan silat di Indonesia?

Silat sudah banyak di Indonesia. Tapi memang masih banyak peluang, misalnya menjadi Pencak Silat menjadi kurikulum di universitas di Indonesia.

Tantangannya, minimal pelatih Pencak Silat itu lulusan S2.

Biografi singkat Wona Sumantri

Wona Sumantri adalah pesilat asal Indonesia yang hampir sebagian masa hidupnya bermukim di Amerika Serikat. Sudah 20 tahun lebih master teknologi informasi dari Universitas Maryland ini mengajar, mengembangkan, dan mempromosikan pencak silat di Amerika.

Lelaki kelahiran Jakarta, 6 Juni 1976 ini juga orang pertama yang masukan Pencak Silat menjadi kurikulum di American University, Washington DC. Di sana Pencak Silat menjadi matakuliah tambahan di salah satu fakultas kesehatan.

Selain bekerja sebagai konsultan IT dan mempunyai beberapa perusahaan di Amerika, Wona serius mendirikan sanggar bela diri khusus silat, Silat Martial Arts Academy. Wona pun tercatat sebagai orang Indonesia yang mendirikan Federasi Pencak Silat Amerika Serikat. Federasi ini mempunyai anggota perguruan Pencak Silat se-Amerika yang sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Wona menjadi presiden federasi itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI