Revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu sudah makin bagus hasilnya. Semua ibu yang melahirkan harus di pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan juga kita latih.
Namun demikian masih ada kematian ibu dan bayi berarti masih ada yang harus kita benahi. Gizi dan pengetahuan ibu hamil juga berperan.
Melalui Program Pendekatan Keluarga, dengan hadirnya tenaga kesehatan kita harapkan yang jadi penyebab kematian ibu dan bayi akan kita selamatkan. Pendekatan keluarga ini agar ibu hamil benar-benar terkawal dengan baik.
Apa target Kemenkes pada tahun ini terkait pelayanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan? Tahun lalu, pencapaian apa saja yang berhasil diwujudkan terkait pelayanan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan?
Kemenkes terus mendorong peningkatan layanan, optimalisasi rujukan, dan pengembangan layanan inovasi daerah terpencil salah satunya dengan program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS).
Diharapkan WKDS dapat menurunkan angka kesakitan, serta dapat mengedukasi masyarakat sekaligus dapat mengukuhkan bahwa memperoleh kesehatan adalah hak asasi warga negara.
Kami juga akan bangun puskesmas di daerah perbatasan NTT dengan anggaran sangat besar Rp8-14 miliar. Ini betul-betul harus jadi dengan sebaik-baiknya. Uang rakyat dan harus kembali ke rakyat. Harapannya orang ke puskesmas harus senang hati, kita jaga yang sehat tetap sehat, yang sakit jadi sehat sehingga yang dirujuk tidak terlalu banyak.
Selama sepekan Suara.com mengikuti Anda di kawasan perbatasan. Namun Anda terlihat sangat bugar. Apa rahasianya?
Iya, saya senang minum jamu. Jamu temulawak dalam bentuk kapsul, dua kapsul per hari setiap pagi dan sore hari. Saya sudah merasakan manfaat dari minuman jamu tradisional ini. Menyehatkan.
Jamu juga merupakan warisan budaya Nusantara yang maknanya tidak hanya terletak pada bentuk ramuannya saja, melainkan juga falsafah yang ada di balik ramuan tersebut dan aspek spiritual yang sering menyertainya.