Artinya UU ITE ini lebih buruk?
Lebih parah lagi. Karena langsung bisa menurunkan konten segala macam. Dulunya, UU ITE tidak bisa langsung memblokir situs. Jadi jika Anda tersangkut pasal ITE karena situs porno, Anda yang dipenjarakan. Sementara situsnya tidak diblokir.
Yang sekarang, pemerintah punya hak untuk blokir langsung.
Anda menyatakan pendidikan masyarakat penting jika mengakses dunia maya. Apa yang perlu dilakukan agar mereka cerdas berinternet?
Kalau bisa anak-anak menjadi produsen, bukan konsumen. Saya mengajarkan ke anak SD membuat aplikasi android.
Pendidikan sangat penting, karena dia membuat pondasi supaya maju. Sayangnya saat ini pelajaran komputer tidak ada di kurikulum, sudah dihapus. Akibatnya banyak guru komputer yang diPHK, lalu guru komputer yang tersisa, mereka berubah menjadi guru prakarya. Yang lebih parah lagi, banyak lab komputer jadi besi tua karena tidak terpakai.
Parah lagi, UN ingin berbasis komputer. Ini pusing sekali, karena operator atau guru komputernya sudah tidak ada. Jadi matapelajaran komputer ini harus kembali ada di kurikulum. Nggak perlu berharap dana APBN dan APBD untuk komputer ini. Orangtua murid rata-rata ikhlas memberikan dana untuk pengadaan komputer di sekolah, karena ini untuk masa depan anak-anak juga.
Saat ini teman-teman Papua di Wamena sudah mengopersikan Open BTS (Base Transceiver Station) selama 3 tahun tanpa izin. Kita sudah jadi contoh buat dunia.
Tidak banyak di dunia yang mengoperasikan Open BTS di desanya. Yang berhasil mengoperasikan paling lama di Indonesia selama 3 tahun.
Anda yang membangun BTS ini?
Yang install teman Universitas Berkeley dari Amerika, mereka yang punya uangnya. Tapi saya kerjanya mengajarkan teman-teman di kampus untuk bikin BTS.
Internet di sana dinikmati 400 orang dengan penghasilan perbulan Rp10 juta dari pulsa telepon. Jadi seperti buat BTS komersial sendiri, tidak pakai provider lain.
Saya beri tahu ke Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika), diperbolehkan tapi tidak untuk dikomersilkan. Hanya untuk penelitian selama 1 tahun. Semua level laboratorium semua.
Setelah itu ada ide dari Facebook ingin membantu negara-negara berkembang yang mempunya daerah yang tidak ada BTS-nya untuk membuat Open Seluler atau Open BTS.
Bagaimana situasi penyebaran internet di Indonesia?
Kalau kita lihat di data BPS, penghasilan warga di desa Rp800 ribu sebulan. Untuk biaya internet, warga paling tidak menyisihkan Rp10.000 sebulan. Dengan kondisi seperti itu tidak akan ada yang mau operator masuk desa, karena duitnya sedikit.
Saya banyak di gerakan menyambung internet di desa. Yang terakhir kita buat, kami menyambungkan internet di desa-desa di Pemalang, Jawa Tengah. Target tahun ini ada 211 desa yang tersambung internet. Sumber dananya swadaya masyarakat, ternyata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga sudah setuju dan mendukung.
Kemungkinan ini akan disebarkan ke Jawa Tengah. Gubernur Riau juga meminta. Kecepatan internetnya 150-300 Mbps, di atas 3G dan 4G. Harga sambungan satu link hanya Rp12 juta. Rekor, kami berhasil sambung dengan jarak 200 km di Papua. Ini telekomunikasi rakyat.
Pengguna internet di Indonesia 54 juta orang atau 20 persen. Indonesia salah satu dari 20 negara yang banyak mempunyai masyarakat tidak mengakses internet, ini menjadi peluang. Sebanyak 80 persen pengguna internet menggunakan smartphone.
Yang menjadi masalah pengguna internet di Indonesia adalah anak sekolah, sementara pelajaran teknologi informasi dicoret dari kurikulum sekolah. Jadi kita masalahnya besar banget, jadi nggak siap. Pendidikan TIK tidak diterapkan, sehingga mengancam penggunaan internet untuk hal negatif.
Sebanyak 46,7 persen masyarakat Indonesia adanya di desa. Jadi kalau ingin meningkatkan jumlah pengguna internet mudah sekali, sambungi saja internet di kampung.
Sejarah masuknya internet di Indonesia awalnya dari warnet. Warnet yang memberikan pengajaran internet ke masyarakat, sehingga menjadi pintar. Sehingga operator seluler diuntungkan dengan situasi masyarakat yang sudah pintar internet.
Mereka pun mulai menyingkirkan warnet dengan membangun BTS dan masyarakat beralih ke selular. Sehingga warnet terus disingkarkan. Saat ini sisa warnet di Indonesia tinggal 17 ribu. Tapi di Kalimantan, Sulawesi dan Papua, satu provinsi hanya ada 80 warnet.
Sementara dari 82 ribu desa, 18 ribu desa sinyalnya lemah dan 7 ribu desa tak mempunyai sinyal. Sebanyai 16 ribu desa ada di gunung, 36 ribu ada di lembah. Jadi kita mempunyai masalah sinyal wirless dan radio.
Saya mengajar di Universitas Surya sampai 3 pekan yang lalu. Kebanyakan mahasiswanya dari Papua, saya mengajar jaringan komputer. Salah satu tugasnya merancang jaringan wirless di desa mereka. Kita memakai software radio mobile wireless gratis dan bisa mengambil data dari NASA tentang ketinggian dan sebagainya.
Saya dan teman-teman mutar ke beberapa kota ke Majelis Guru mata pelajaran di SMA. Kerjaannya setengah mati, kadang saya memakai kereta ekonomi untuk ke daerah. Bahkan setelah sampai tujuan, saya harus tidur di ubin karena guru-guru tidak mempunyai duit untuk fasilitas menginap di hotel. Saya tidur di rumah penduduk.
Saya memberikan workshop agar mereka bisa mengajarkan siswanya untuk membuat internet yang jauh pakai wirless dan segalanya supaya bisa bantu desa-desanya untuk dipasang internet. Desa-desa ini sudah pada bikin. Semua swadaya masyarakat. Teknik ini sebenarnya melanggar hukum karena dalam undang-undang yang boleh bikin infrastruktur telekomunikasi hanya operator.
Kenapa pemerintah tetap ngotot dengan operator, karena dalam undang-undangnya mewajibkan yang boleh bikin infrastruktur hanya operator saja. Itu tidak boleh dilanggar.
Apa tips Anda agar masyarakat tidak terjerat di UU ITE terbaru ini?
Yang penting kita tidak usah macam-macam mencemarkan nama baik dan fitnah. Kedua saran saya cob baca internetsehat.org untuk tahu bagaimana cara berinternet sehat. Lalu kalau mau menyerang lewat media sosial, jangan pakai tanda seru, tapi pakai tanda tanya. Agar tidak diserang balik. Jadi pesan tersampaikan, tapi kita aman.
Biografi Onno W Purbo
Onno Widodo Purbo lahir di Bandung 17 Agustus 1962. Dia pakar di bidang teknologi informasi. Onno lulusan jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung. Setelah itu Onno melanjutkan studi ke Kanada dengan beasiswa dari PAU-ME. Dia kuliah di McMaster University, Kanada dengan gear M.Eng. Kemudian Onno juga mengambil studi doktor di tahun 1993 S3 di Universitas Waterloo, Kanada.
RT/RW-Net adalah salah satu dari sekian banyak gagasan yang Onno lontarkan yang mengukir Sejarah Internet Indonesia. Sampai kini, Onno masih aktif keluar masuk desa untuk membangun jaringan internet di sana, tentu internet berbasis swadaya masyarakat.
Selama kiprah Onno di dunia telekomunikasi, dia sudah mendapatkan puluhan penghargaan bergengsi. Di antaranya Medali Emas Ganesha Innovation & Championship Award, dari Ikatan Alumni Institute Teknologi Bandung (ITB), Anugrah Tasrif Award dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), ASEAN Outstanding Engineering Achievement Award dari ASEAN Federation of Engineering Organization (AFEO) dan Menerima Gelar Pahlawan Generasi Masa Kini dari Modernisator.