Raymond Tjandrawinata: Melihat Potensi Obat Herbal di Indonesia

Senin, 17 Oktober 2016 | 07:00 WIB
Raymond Tjandrawinata: Melihat Potensi Obat Herbal di Indonesia
Raymond R Tjandrawinata. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bicara soal harga obat, Anda sempat menuliskan paper soal Peran Farmakoekonomi dalam Penentuan Kebijakan yang Berkaitan dengan Obat-Obatan. Bisa Anda jelaskan apa yang Anda tulis?

Farmakoekonomi itu suatu cara untuk menganalisa keefektifitasan suatu obat yang dinilai dari farmakologis dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh suatu rumah sakit terhadap pemberian kesehatan untuk pasien.

ilmu farmakoekonomi belakangan ini mendapat perhatian besar dari berbagai kalangan. Ini utamanya terjadi di negara-negara dimana penggantian biaya obat diatur secara ketat di sektor publik maupun swasta. Ide farmakoekonomi lahir dari prinsip inti ekonomi yang di antaranya sumberdaya yang langka dan seringkali makin berkurang memaksa orang untuk menghadirkan produk berkualitas tinggi dengan biaya seminimal mungkin.

Ada 4 cara untuk menilainya, analisa manfaat-biaya (cost-benefit) merupakan perbandingan nilai moneter dari penggunaan alternatif dari sumberdaya.Kedua, analisa efektivitas-biaya (cost-effectiveness) merupakan perbandingan dari biaya terhadap hasil dalam kaitannya dengan hasil kesehatan, seperti pengurangan tingkat LDL darah, atau dalam unit alami, seperti tahun-hidup yang didapat atau hilang.

Ketiga, analisa utilitas-biaya (cost-utility) adalah pengukuran hasil dalam kaitannya dengan sebuah faktor kualitas. Keempat, analisa minimisasi-biaya (cost-minimization) adalah perbandingan antara biaya ketika akibat-akibatnya diasumsikan sama.

Data farmakoekonomi bisa memberikan dukungan berarti untuk berbagai pemeriksaan institusional terhadap medikasi berdasarkan nilai ekonomisnya. Sejumlah keputusan yang bisa memberikan manfaat dari data farmakoekonomi mencakup manajemen formularium, keputusan penanganan pasien secara individu, kebijakan penggunaan medikasi, dan keputusan alokasi sumberdaya.

Bagaimana rata-rata harga obat di Indonesia?

Sekarang harga obat generik Indonesia lebih murah, bahkan dibanding India. Bahkan ada obat generik yang harganya sepertujuh dari harga obat di Amerika. 

Sebagai ilmuan, penemuan apa yang sampai saat ini Anda belum berhasil?

Saya berharap suatu hari saya menemukan obat-obat biologis yang berbasis protein yang dihasilkan tubuh manusia. Saya sudah mulai penelitian ini, tapi belum berhasil. Penelitian sejak 2010, karena memang sulit dan rumit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI