Suara.com - Usianya genap 90 tahun, Senin (15/8/2016). Setua itu, Rais Abin berjalan tegap dan genggaman tangannya masih terasa erat. Bicaranya pun jelas dan bernada tegas.
Rais Abin adalah tentara legenda yang dimiliki Indonesia. Dia pernah menjadi Panglima United Nations Emergency Forces (UNEF) II. Saat itu Tentara Angkatan Darat ini memimpin 4 000 pasukan perdamaian PBB. Pasukan itu dari gabungan tentara Australia, Austria, Kanada, Finlandia, Ghana, Indonesia, Irlandia, Nepal, Panama, Peru, Polandia, Senegal, dan Swedia.
Rais ditugaskan menjaga perdamaian antara Mesir dan Israel setelah perang Yom Kippur. Dia berhasil mengupayakan perundingan perjanjian antara Mesir dan Israel damai di Camp David. Tahun 1979, perundingan damai itu sah dilakukan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat.
Sampai saat ini tidak ada jenderal berbintang di Indonesia yang menjadi panglima memimpin tentara berbagai negara. Rais Abin satu-satunya.
Sekarang Rais memimpin Legiun Veteran Republik Indonesia. Tugasnya memastikan kesejahtaraan para veteran dan memberikan inspirasi kepada masyarakat soal perjuangan merebut kemerdekaan. Rais ini adalah salah satu pejuang angkatan 1945 yang menjadi saksi hidup. Maka tidak heran dia prihatin degan jiwa nasionalisme saat ini.
Ditemui suara.com di ruang kerjanya di Mabes Veteran RI Jakarta pekan lalu, Rais banyak bercerita soal makna kemerdekaan di usia republik ke-71 tahun. Dia juga mengungkapkan kecewaannya terhadap perubahan UUD 45 di masa awal reformasi.
Tak hanya itu, Rais juga berbagi rahasia menjaga tubuhnya agar tetap bugar di usia tua. Berikut petikan wawancara suara.com dengan Rais Abin:
Kemerdekaan Indonesia sudah berusia 71 tahun, apakah makna kemerdekaan saat ini menurut Anda?
Sebagai pejuang kemerdekaan di era 1945, saya merasa bersyukur dan bangga, hingga 71 tahun ini kedaulatan Indonesia masih terpelihara dan diamankan. Meski diganggu dengan perubahan yang tidak sesuai dengan pendapat-pendapat sebagian dari masyarakat.
Tapi memang, yang tetap dalam sejarah adalah perubahan. Bagi saya, tantangan kemerdekaan adalah menghadapi setiap perubahan. Tapi secara keseluruhan kebanggaan dan kesyukuran atas kemerdekaan adalah selama 17 tahun ini kedaulatan Indonesia masih diselamatkan.
Tantangan apa yang berubah selama 71 tahun merdeka?
Dari orde lama, orde baru, lalu ke reformasi, itu adalah perubahan yang nyata. Kita harus terima perubahan itu dengan lapang dada. Namun kita harus menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh peruahan itu.
Sebagai pejuang kemerdekaan, para veteran sudah berbuat baik dan meletakan dasar. Sekarang perbahan yang terjadi masih sesuai atau di atas dasar yang kami ciptakan. Meski ada kekecewaan dalam setiap perubahan itu, tapi yah kita terima.
Perubahan apa yang membuat kecewa para pejuang?
Undang-Undang Dasar 1945 yang diacak-acak. Tidak sewajar UU diperlakukan tidak. UUD itu tidak sepatutnya seenaknya diubah. Itu produk pendiri dan pemikir negara Indonesia. Siapa yang bisa disejajarkan dengan Prof Soepomo, Bung Hatta, dan Haji Agus Salim.
Siapa yang bisa disamakan di era saat ini dengan mereka? Mana manusia yang bisa dibandingkan dengan mereka?
Ini yang membuat kami sebagai veteran kecewa. Sebab UUD itu sebagai acuan perjuangan tadi. Maka itu kami minta kaji ulang kembali perubahan keempat Amandemen UUD 45 itu.
(Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amendemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR. Pertama, Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999, kedua Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000, ketiga Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001, dan keempat Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002. Saat itu Ketua MPR dipimpin Amien Rais)
Saya tidak anti dengan penyempurnaan UUD, tapi caranya yang salah. Caranya harus dengan kesepakatan masyarakat secara keseluruhan, atau referendum. Bukan hanya dilakukan oleh MPR, apakah itu mewakili rakyat Indonesia? Bukan dong.
UUD 45 adalah produk suci yang diciptakan pemimpin bangsa yang mengikuti sejarah perjuangan bangsa. Tapi setelah itu diubah oleh badut. Ada pasal yang tidak pantas dimasukan ke UUD 45.
Bagian isi UUD 45 mana yang menurut Anda tidak pantas?
Banyak memasukan hal-hal teknis. Pasal 33 UUD 45. Pertama, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan. Kedua, cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Keempat, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Tapi diamandemen ditambah dengan ayat keempat, isinya perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Mengapa itu ditambah? Supaya kapitalis bisa masuk. Hal-hal seperti itu yang saya kecewa.
Bagaimana semestinya generasi muda mengisi kemerdekaan Indonesia yang masuk usia 71 tahun ini?
Pengaruh global tidak bisa dihindari. Globalisasi dalam kehidupan membawa modernisasi di kalangan anak muda, baik dalam pemikiran dan tingkah laku. Tapi baiknya modernisasi ini dijadikan wahana untuk lebih meningkatkan moral baik dan kecintaan terhadap tanah air.
Modern bukan dianggap mau gagah sendiri, tapi harus dilakukan menyeluruh di berbagai hal sendi kehidupan.
Saat ini moral dan mental generasi muda jatuh. Tapi kita tidak bisa menyalahkan generasi muda, mau tak mau mereka adalah ahli waris dari pewaris. Saya kira mau tidak mau, tanpa menyalahkan, pemerintah Joko Widodo ini tegas menyusun langkah-langkah untuk berbalik ke arah yang dituju. Yaitu memperbaiki generasi muda ini.
Kalau kita menyalahkan yang lalu-lalu itu mudah. Di tangan pemerintah, ini menjadi tugas mereka untuk mengembalikan dasar-dasar baik yang sudah diperjuangkan. Sebab generasi saat ini lahir dari pembinaan yang dahulu, tidak mungkin begitu saja lahir. Jadi ada seolah-olah ada kekosongan dalam mengisi daya fikir dan emosi mereka.