Arya Anak Obesitas: Saya Mau Kurus, Nggak Mau Makan Mie Lagi

Senin, 25 Juli 2016 | 07:00 WIB
Arya Anak Obesitas: Saya Mau Kurus, Nggak Mau Makan Mie Lagi
Arya Permana, bocah 10 tahun obesitas. (suara.com/Pebriansyah Ariefana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arya Perdana menjadi 'selebritis' di media nasional selama 2 bulan terakhir ini. Badannya yang super besar menjadi daya tarik media nasional di Indonesia menyorotnya.

Di usianya yang baru menginjak 10 tahun pada 15 Febuari 2016 lalu, Arya sudah mempunyai bobot sampai 190 kg. Setelah terkenal, banyak pihak yang ingin tahu sosok Arya. Dia diundang ke stasiun TV untuk diwawancara, bahkan saban hari rumahnya disambangi pejabat sampai selebritis. Mereka memberikan bantuan.

Terakhir, Pemkab Karawang memberikan fasilitas pengobatan obesitas. Arya diberikan pengobatan gratis di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Ongkos perawatan sampai transportasi ke rumah sakit ditanggung Pemkab. Di sana Arya diet khusus menurunkan berat badan.

Tapi Arya memilih untuk pulang ke rumahnya di Kampung Pasar Pining. Alasannya Arya ingin sekolah. Sekarang dia duduk di kelas 4 SD. Pascadirawat oleh RSHS Bandung, Arya diberikan daftar menu diet khusus oleh dokter. Paling utama, dia harus mengganti nasi putih yang dia makan dengan nasi merah.

Di sisi lain, Arya bukan anak orang kaya yang mudah membeli bahan makanan diet dan peralatan olahraga. Menu diet Arya termasuk mewah, seperti nasi merah, ikan, buah dan ayam.

Dia anak seorang satpam yang bergaji Rp3 juta perbulan. Rumahnya jauh di pedalaman desa di Kabupaten Karawang, Barat. Namun keluarga Arya tidak miskin.

Namun dengan mengandalkan gaji ayahnya untuk biaya diet, tidak cukup. Arya harus menurunkan berat badan 120 kg untuk menjadi ideal seperti anak-anak sebayanya. Dengan tinggi badan 140 cm, berat Arya cukup ideal 60-80 kg.

Obesitas pada anak menimbulkan banyak hal mengerikan. Mulai dari penyakit psikologis sampai fisik. Dikumpulkan dari berbagai sumber, obesitas pada anak setidaknya bisa menimbulkan masalah gangguan pada jantung. Selain itu merembet ke kolesterol dan tekanan darah tinggi. Selain itu obesitas bisa menyebabkan munculnya penyakit diabetes tipe 2. Pada tataran ini anak itu perlu diobati seumur.

Masalah lain, obesitas juga bisa menyerang sendi dan tulang, sehingga bisa menimbulkan osteoarthritis. Hal itu timbul karena anak menopang berat tubuhnya yang tidak sesuai. Efek lain, misalnya psikologis anak terganggu karena tidak percaya diri.

Suara.com menemui Arya dan orangtuanya di rumahnya di Desa Pasir Pining, Kabupaten Karawang pekan lalu. Jarak tempuh desa ini dari Jakarta sekitar 2 jam. Rumah Arya dikelilingi persawahan dan gunung kapur. Rumahnya tidk jauh dri Waduk Jatiluhur.

Saat ditemui, Arya sedang ada di kelas di sekolahnya di SDN Cipurwasari 1, Kecamatan Pangkalan. Arya beranjak dari lantai di barisan belakang ruang kelas itu. Empat temannya membantu bocah lelaki 10 tahun itu beranjak berdiri.

 "Berat," komentar salah satu teman Arya yang mengenakan baju batik bercorak merah. Begitu bangun, kepala Arya mendongak dan menghela nafas. Berkaos hijau lengan buntung dan bercelana pendek putih, Arya diam.

"Sesak," jawab dia singkat saat ditanya suara.com alasan dia diam dan menghela nafas dengan cepat. Begitu irama nafasnya sudah stabil, Arya mulai berjalan. Saban 6 langkah, Arya berhenti. Dia mengaku sesak nafas saat jalan karena harus menopang berat badannya.

"Pegal," keluh Arya. Seperti bocah 10 tahun pada umumnya, Arya tidak banyak mengurai kata. Hanya sepatah dua patah kata yang keluar dari mulutnya saat ditanya. Saban 6 langkah, Arya berhenti, begitu seterusnya sampai di rumahnya. Sesekali dia duduk dan sempat merebahkan diri di salah satu tempat duduk di rumah tetangga Arya.

 Di sela-sela istirahat, suara.com mengajak Arya untuk mengobrol ringan soal aktivitasnya.

Kalau jalan, Arya memang cepat lelah?

Iya, cangkeul pisan (pegal sekali). Pijet (Arya meminta dipijat)

Bagaimana pijatannya? Terasa atau tidak? (suara.com memijat kaki Arya)

Enteu terasa (tak terasa). Itu cuma seutik (itu pijetan kecil).

Berapa beratnya sekarang?

186 kg. Ini sudah kurang 4 kg. Kemarin 190 kg.

Masih diet?

Masih

Masih makan mie?

Sudah nggak. Udah nggak mau lagi.

Berapa banyak mie yang dimakan Arya dulu?

3 bungkus sampai 4 bungkus

Selain diet, Arya juga olahraga. Apa saja olahraganya?

Main bola, sama angkat barbel yang dikasih om Ade Rai. Ada 6 barbel, beratnya 1 kg, 2 kg dan 3 kg.

Berapa kali angkat barbelnya?

3 kali sehari. Pagi, siang dan sore.

Makannya dikurangi?

Masih sama, tapi sudah dikurangi.

Kalau sedang tidak olahraga, apa kegiatan Arya?

Main PS (Play Station)

Main permainan apa?

Sepakbola

Di mana mainnya?

Di rumah sama teman-teman. Banyak yang ke rumah kalau pulang sekolah

Arya mau kurus?

Iya

Apa alasan mau kurus?

Gemuk nggak enak, kalau jalan sesak. Sudah nggak mau makan banyak-banyak

Arya pernah diejek kalau badannya gemuk?

Nggak pernah

Arya sekarang banyak dikenal dan muncul di TV, bagaimana perasaanya?

Senang, jadi banyak teman di rumah. Main sama om-om (jurnalis yang meliput)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI