Apakah ideologi komunisme menurun ke anak-anak para eks anggota dan simpatisan PKI?
Tidak. Belum tentu satu ideologi. Tapi ada juga yang mengerti, tapi mereka mengerti karena baca.
Secara naluriah, anak-anak muda yang punya ketertarikan sosial dan punya kenderungan membela orang lemah, mempunyai kecenderungan dengan marxisme. Kemudian itu dianggap bahwa ini awal kebangkitan awal partai komunis baru. Padahal tidak begitu.
Saat ini berapa jumlah eks anggota dan simpatisan PKI yang masih hidup?
Mungkin bisa dimulai hitung, berapa yang tewas saat itu? Angka resmi pemerintah ada 400 ribu, ada juga yang bilang 3 juta, dan para peneliti asing mencatat 1,2 juta. Kalau menurut saya, angka yang moderat itu 700 ribu korban. Saya mengumpulkan buku-buku yang menyebutkan angka-angka itu, ada 39 buku. Jumlah itu kita jumlahkan, dibagi jumlah buku itu. Maka keluar angka 700 ribu itu. Saya yakin angka itu yang cenderung benar. Itu yang dibunuh, belum yang dipenjara.
Lalu berapa banyak yang masih hidup?
Saya tidak tahu angkanya pasti. Karena orang-orang yang dihukum di Pulau Buru itu nggak bersalah, bukan orang-orang PKI. Mungkin saat ini yang masih hidup dan masih bisa bicara jelas sekitar 3.000-4.000 orang.
Berapa jumlah anak-anak mereka?
Kalau jumlah anggota 3 juta orang, dan jika mereka berpasangan, mungkin 3 juta-an. Signifikan anagka itu. Kebanyakan mereka menutup diri karena trauma. Karena dikira setelah reformasi, (intimidasi) akan berakhir, ternyata nggak.
Ada pihak anti-komunis yang menyebutkan jika PKI muncul kembali, akan ada pembunuhan massal baru. Bagaimana menurut Anda?
Kalau muncul isu kebangkitan PKI, saya selalu mengatakan untuk melihat dengan nalar dan akal. Di negara yang ada partai komunisnya, laku atau tidak partai itu? Nggak laku. Tapi bukan berarti komunis itu tidak benar, dan kapitalisme benar. Bagaimana mau laku di Indonesia dengan trauma yang masih ada sampai saat ini? Saya lebih bertanya, mungkin nggak sih partai komunis kembali berdiri?
Jadi menurut Anda, PKI tidak mungkin kembali berdiri?
Tidak. Tetapi bahwa banyak anak muda yang terarik dan berpikir tentang itu, dan 15-20 tahun lagi mengkonsolidasikan, itu mungkin terjadi. Tapi namanya tidak sama, dan dengan bentuk partai yang berbeda. Karena nggak mungkin namanya Partai Komunis Indonsia (PKI). Begitu daftar ke Departemen Hukum dan HAM pasti dicoret.
Sebetulnya kalau kita menghabiskan energi untuk mencurigai orang-orang terkait komunis, itu bodoh. Justru kita kalau soal faham, kita harus waspada dengan kelompok jaringan radikal kanan. Seperti ISIS, Al Aqaedah. Mereka nyata mempunyai kekuatan senjata dan membunuh. Itu lebih mengerikan. Kedua, bahaya paling laten adalah korupsi.
PKI berdiri pada 23 Mei 1920. Apakah para eks anggota dan simpatisan PKI yang masih hidup masih memperingati hari itu?
Tidak. Tetapi kami saling SMS dan saling merenung. Kawan-kawan anggota partai dulu sangat menghargai dan mengapresiasi hari lahir PKI. Mereka merenung, 23 Mei 1920 hari lahir PKI yang mempunyai sejarah panjang dan pernah jaya. Tapi karena rekayasan luar, akhirnya partai ini hancur dengan begitu mengenaskan. Mereka merenungi itu. Saya yakin kawan-kawan tua di hari itu melakukan perenungan.
Sebagai anak seorang pimpinan PKI, Anda mempunyai perjalanan panjang dikucilkan dan diintimidasi. Terutama sebelum reformasi. Pascaitu, terbuka ke publik jika Anda anak DN Aidit. Apakah itu artinya hidup Anda sudah merasa tenang?
Orang seperti saya, sudah sangat terbiasa dari kecil untuk dianggap salah, dicurigai, dikambinghitamkan. Kalau dibandingkan keadaan sekarang dengan masa kecil, itu lebih susah. Orangtua dikejar-kejar, meninggal, saya terlalu kecil mengolah itu di kepala saya. Saat itu saat usia 6,5 tahun. Di zaman orba, semua orang menyalahkan PKI. Bagaimana kalau mereka tahu saya anak Aidit? Itu mengerikan. Karena keturunan keduanya pasti ‘dilibas’.
Setelah reformasi, agak meledakan. Banyak yang banyak tentang peristiwa 1965 dari versi yang lain, non pemerintah. Orang lebih melihat, semua ini diputarbalikan dan propaganda itu dahyat sekali. Masa kecil saya tidak aman.
Saat ini Anda sudah merasa aman?
Saya sudah mampu mensiasati. Kapan saya dapat bahaya dan tidak? Kalau dapat undangan kumpul-kumpul, bahaya atau tidak?
Anda masih mendapatkan intimidasi dan diikuti oleh intelijen?
Saya dengan kakak yang ada di Prancis berkegiatan membuat buku-buku cerita kawan-kawan eks anggota dan simppatisan PKI yang sudah tua. Isi bukunya hanya cerita ketika mereka dipenjara. Cerita itu tentang kemanusiaan. Kami mendorong kawan-kawan tulislah, tulisan itu bisa jadi bukti kemudian hari jika cerita-cerita itu sama.
Kalau penerbitan buku, ka nada launching, itu lah yang dihajar habis. Sampai saat ini sudah sampai 80 buku yang diluncurkan.
Terakhir, Belok Kiri Festival. Aneh jika itu dilarang. Kalalu militer, NU dan Muhammadiyah boleh menceritakan pergerakan mereka, mengapa ‘kiri’ tidak boleh? Karena PKI dulu kan partai yang legal dan sama-sama membangun Indonesia dan berjuang untuk kemerdekaan. Sampai pada pembantaian, boleh dong mereka cerita. Jadi konyol sekali, orang membrangus sebuah buku sejarah pergerakan. Padahal buku itu memberikan cerita yang melengkapi sejarah. Kenapa begitu takutnya orang dengan kebangkitan komunis? Saya nggak mengerti tuh.
Bulan lalu sudah ada simposium tragedi 1965 yang tujuannya rekonsiliasi. Namun pascasimposium masih terjadi serangan kelompok antikomunisme. Selain itu pemerintah masih belum ingin minta maaf. Seberapa besar rasa percaya Anda, simposium itu bisa menyelesaikan kasus pelanggaran HAM masa lalu?
Kita pernah di titik nadir penyelesaikan 1965 ketika di tahun 2004, Mahkamah Konstitusi membatalkan Undang-Undang No 27 Tahun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Sejak itu penyelsaikan kasus 1965 ‘memble’ berat. Bayangkan kita sudah diujung keyakinan kalau cerita tragedi 1965 bakal selesai, sekarang balik ke NOL. Maka simposium itu saya rasa jadi mulai dari awal, padahal di tahun 2004 cerita-cerita itu sudah ada semua. Bahkan 2004 sudah membentuk komisionernya dan siap bergerak.
Tapi saya melihat, ada celah kecil lagi. Saya menghargai Presiden Joko Widodo punya niat baik. Korban diberikan kesempatan bicara besar.
Kabar baiknya Menkopolhukam sudah setuju dicari kuburan massal korban…
Iya baru rencana, nyarinya nggak tahu kapan.
Anda pesimis?
Saya melihat sepenuhnya ke Jokowi secara personal, orang ini bisa dipercaya. Tapi saya sadar akan banyak masalah di tengah jalan.
Biografi singkat Ilham Aidit
Ilham Aidit adalah anak kandung dari pendiri Partai Komunis Indonesia (PKI), Dipa Nusantara Aidit. Pascaperistiwa gerakan 1965, Ilham masih berusia 6,5 tahun, dia hidup dalam pelarian dengan 4 keluarga sahabat sang ayah. Sampai reformasi 1998, Ilham menyembunyikan identitas aslinya.
Setelah 1998, Ilham baru berani terbuka ke publik dan media, jika dia adalah anak DN Aidit yang sampai saat ini dilkalangan tentara dan negara diyakini sebagai biang keladi peristiwa pemberontakan 1965 atau G30S. Di tengah pelarian, sampai remaja Ilham menyelesaikan sekolah arsiteknya di Universitas Parahyangan, Bandung.
Ilham pernah lama menetap di Bali. Saat ini sudah 7 tahun dia menetap di Bandung dengan istri dan anaknya. Ilham berprofesi sebagai arsitek. Selama 5 tahun belakangan dia mengkhususkan diri merancang bangunan rumah sakit di Indonesia bagian timur.