Dokter Lie Dharmawan, 'Dokter Gila' Pendiri Rumah Sakit Apung

Laban Laisila Suara.Com
Senin, 16 November 2015 | 06:46 WIB
Dokter Lie Dharmawan, 'Dokter Gila' Pendiri Rumah Sakit Apung
Pendiri rumah sakit apung dan Doctor Share, Dokter Lie Dharmawan. [suara.com/Laban Laisila]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Saya tidak melihat etnisitas saya. Saya mengaku di mana-mana dan itu tidak bisa dibohongi. Saya etnis Tionghoa. Saya bangga dengan etnis dan jati diri saya. Pandangan politik saya adalah merah putih.

Rumah sakit apung sudah, lalu Anda mau buat apalagi dok?

Saya menularkan ke anak-anak saya, saya tularkan virus gila. Mereka panggil “papi” semua. Iman dan nasionalisme. Dua-duanya harus berjalan berjajar. Ketika kami melayani di Kabupaten Tambrauw di Papua Barat. Sekitar jam 15.00 WITA datang orang-orang yang akan mendapatkan pelayanan dari kami. Saya jengkel, saya bilang "bapak-bapak kan sudah dikasih tahu mohon datang pagi hari. Kalau bapak datang sekarang, saya tidak bisa menyuruh pulang. Tapi saya yang menderita. Saya mengoperasi bapak-bapak sampai subuh. Kapan saya istirahat?"

Penerjemah saya bilang, mereka sudah berangkat keluar rumah dari subuh jalan kaki. Saya terperangah, hati saya luluh. Sejak itu saya berpikir, kalau begitu mereka harus kita hampiri, dalam bentuk praktik jemput bola. Di sana timbul ide, kita harus menghampiri mereka.

Dua hari kemudian, enam pilot datang ke sini. Mereka tanya bagaimana mereka bisa membantu dokter Lie. Jadilah kami mulai, kami terbang ke kota besar dari Jakarta. Terus ganti pesawat kecil. Dengan pesawat perintis kami terbang ke gunung, lalu kami lanjutkan perjalanan dengan sepeda motor dan terakhir berjalan kaki.

Bulan April tahun depan (2016) Saya akan 70 tahun. Itu awal mula The flying doctor Itu sudah hadir setahun. Saya sudah beberapa kali ke Papua. Kalau pelayanan rumah sakit apung sudah 3 tahun. Itu milikmu juga, bukan milik kami. 

Kapal kedua nanti bakal diberi nama Nusa Waluya I, hari-hari ini akan berlayar menuju Jambi. Yang ketiga namanya Nusa Waluya II lagi dirombak di Balikpapan.

Merombak kapal itu biaya darimana, dari siapa?

93,5 persen penyokong dana doktershare itu dari grassroot. Uang yang sumbangkan itu lucu-lucu sepuluh ribu satu, sepuluh ribu enam, sejuta lima, jadi ada angga-angka kode gitu. Kami punya 1.000 orang secara rutin memberikan sumbangan sebulan.

Saya selalu mengatakan, kalau kita berhasil membuat sahabat DoctorSHARE kita berhasil mengumpulkkan 100 ribu rakyat Indonesia yang berempati. 10.000 saja sebulan sudah 1 M, DokctorSHARE bisa melakukan banyak kegiatan. Jangan khawatir kami akan menjadi kaya, kami akan membelanjakan uang itu untuk membuka program baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI