Sampai kapan kebakaran hutan tahun ini akan terjadi?
Sebetulnya indikasi elnino itu sudah terjadi sejak 2-3 tahun lalu. Tahun 2013 itu kan Presiden SBY sampai minta maaf. Di 2014 itu, tidak jauh beda kebakaran. Di 2015, Januari di Pelalawan itu sudah kabut asap. Bulan Febuari kita menerima surat dari salah satu lembaga internasional, jika kekeringan akan menguat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Saya laporkan dengan Menteri Kehutan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, panasnya sampai 2 kali lipat. Itu terbukti sampai sekarang.
Saya berharap informasi itu dijadikan referensi untuk meningkatkan kewaspadaan. Saya sudah kasih tahu sama institusi pemerintah daerah juga, tapi mereka jawab, “itu kan estimasi mereka (negara lain, kita kan punya estimasi sendiri). Saya bilang, ya sudah.
Karena kebakaran hutan ini mirip-mirip tahun 1997-1998. Dulu ada lembaga dari Jerman mengumumkan tahun 1997 jika ada terjadi el nino dan keras dan memicu kebakaran besar. Harusnya kita harus menyiapkan ini itu, supaya tidak ‘meledak’.
Saat ini sudah diprediksi dari jauh-jauh hari, tapi tidak ada respon. Baru saat Juni BMKG mengumumkan jika el nino ini menguat. Sementara di Riau sudah terbakar. Saya tidak menyalahkan BMKG, tapi seharusnya ada atau tidak ada el nino ini kita sudah siap. Kita selalu ada di dalam kondisi seperti itu.
Saya dengan tim dari Amerika Serikat, mereka juga melakukan penelitian. Indikasinya kebakaran yang sekarang terjadi kemungkinan bisa lewat sampai 2016, sampai Januari-Febuari. Mereka monitoring el nino dan curah hujan. Mereka dari tim peneliti NOAA. Mereka punya kapabilitas dengan alat yang canggih. Mereka punya beberapa parameter, indisikasi melihat indikasi sekarang ini. Mereka melihat sisi curah hujan dan abnormal awan. Hasilnya prediksinya melesat sampai 2016, karena curah hujan yang sedikit.
Sekarang sudah turun hujan, apakah ini artinya kebakaran sudah berakhir?
Kita jangan lengah dulu, kita dikasih berkah ini. Hujan ini hanya ‘time break’. Kita harus bersiap. Bukan tidak mungkin ini akan mulai lagi, karena 1997-1998 juga begitu. Start lagi, api jadi menyala kembali.
Dulu tahun 1997, itu kebakaran berhenti sementara karena hujan. Tapi mulai kembali. Orang sudah lengah dan meledak lagi. Itu sisa dari bara. Pemadaman tidak tuntas, bahan bakar masih sisa.
Saya ingat, bulan Juni-Juli 2015 saya bilang kalau kebakaran masih berlanjut. Tapi saat itu nggak ada yang percaya karena hujan turun. Dua pekan setelah itu, kebakaran lagi. Bahkan lebih dahsyat.
Semengerikan apa jika gambut terbakar?
Yang paling mengerikan kebakaran itu terjadi di area kantung gambut. Gambut yang terbakar dari data resmi sekitar 2 juta hektar. Total gambut ada yang bilang sekitar 20 jutaan hektar. Sebagian besar saat ini yang terbakar itu di area gambut. Meski yang terbakar hanya 10 persen, tapi asapnya itu banyak karena yang terbakar bahan organik. Sekian kali lipat gas yang dihasilkan.
Dalam kondisi banyak kebakaran harus menentukan pilihan mana yang dipadamkan dulu. Karena sarana terbatas. Misal ada helikopter, dia tidak bisa terbang. Karena ada batasan jarak pandang terbang. Helikopter kalau di kebakaran hutan nggak bisa terbang.
Berarti pesawat bom air tidak membantu memadamkan gambut?
Nggak membantu. Tidak selesaikan masalah. Karena saya pernah melakukan penelitian dengan potensi kebakaran dengan bahan bakar 40 ton perhektar. Bahan bakar itu berupa kayu, ranting dan daun-daunan. Itu kalau terbakar seluruhnya maka akan menghasilkan suku panas 1.100 derajat celcius. Impliksinya, ketika air itu turun dari hujan buatan atau juga pesawat, maka air itu keburu kering di atas karena menguap.
Parahnya di daerah yang terbakar itu tumpukan log (bara api) itu banyak. Dulu tahun 1997 itu terjadi. Meski api sudah padam, banyak tumpukan bara di dalamnya. Jadi tidak padam sebenarnya. Ditambah dengan gambut. Gambut ini kalau kejenuhan airnya turun, gambutnya jadi kering dan api masuk ke dalam. Itu lah kita sebut kebakaran gambut. Indikasinya keluar asap. Makanya pemadaman ini sangat bergantung kepada hujan.
Tanah gambutnya ini harus ditenggelamkan lagi. Masalahnya ada air dari mana? Ya dari hujan. Disiram juga tidak bisa.
Pemerintah akan melakukan restorasi gambut, apa itu restorasi gambut?
Itu terkait di istilah restorasi ekosistem. Ketika ekosistemnya rusak, maka harus dikembalikan fungsinya. Nah kebakaran ini ada yang menjadi tanggungjawab pemerintah dan ada di dalam tanggungjawab koorporasi. Koorporasi wajib melakukan pemulihan terhadap area yang rusak. Sehingga area itu tidak hilang. Tapi masalahnya kembali, pihak ini mau atau tidak melakukan pemulihan ini.
Apakah mungkin restorasi gambut dilakukan?
Merestorasi lahan gambut itu biayanya tidak sedikit. Misal membangun kanal di lahan gambut itu tidak cukup dengan menggali. Karena ada sistemnya itu. Di Palangkaraya itu sudah ada contohnya blocking canal. Itu dari tahun 2000-an. Itu hasilnya bagus, tumbuhan di sekitarnya mulai tumbuh.
Blocking canal ini harus dibangun konstruksi water gate. Kanal ini kan harus permanen. Itu harus dibuat dengan ilmu. Supaya fungsi gambut ini bisa dinikmati masyarakat luas. Saya melakukan penelitian ini di Kalimantan Tengah dengan blocking canal. Itu ada pengaruhnya, jika dibangun dengan benar. Water table-nyah arus stabil.
Blocking canal itu, kanal tidak sembarang ditutup atau digali. Kita harus lihat pit itu seperti apa. Tanaman sekitar yang akan kita kembalikan itu seperti apa. Nggak cukup dengan menggali karena permukaan gambut itu nggak rata.
Restorasi gambut itu membutuhkan science specific. Artinya perlakuan tiap kawasan akan berbeda. Harus dilihat dari parahnya kerusakan dan tipikal tanah.
Biaya restorasi gambut?
Itu kembali lagi, kalau kita mau gunakan kemampuan yang ada. Bisa kerahkan masyarakat lokal. Mau hitungan bisnis juga bisa, dengan sistem kontrakan. Kalau kami menghitung kerugian akibat kerusakan lingkungan lahan gambut berdasarkan Pemen LH No. 7 Tahun 2014, perkiraan 1 hektar gambut itu sekitar Rp300 juta.
Ada yang pesimis dengan pembangunan bloking canal itu?
Iya banyak. Karena masalahnya siapa yang memantau kanal ini? Dan siapa yang menjamin restorasi ini terus jalan. Misalnya di tempat Presiden Joko Widodo kemarin datang, ada yang menjamin di sana tidak akan terbakar kembali? Padahal saat Jokowi sudah pergi, di sana sudah sepi pada pergi.
Makanya restorasi ini harus mencari daerah-daerah yang memang membutuhkan. Jadi dampaknya memang bagus. Libatkan masyarakat, jangan berikan pihak lain. Takutnya dimanfaatkan oleh pihak perusahaan sawit.
Berapa lama restorasinya?
Mungkin 2-3 tahun ke depan baru kelihatan apakah itu memberikan hasil atau belum. Tapi itu tidak serta merta. Karena fungsi restorasi itu intinya untuk menjaga ekosistem itu. Bukan untuk menghidupkan sawit lagi.
Biografi singkat Bambang Hero
Prof. Dr. Ir. H. Bambang Hero Saharjo, M.Agr dilahirkan di Jambi 10 November 1964. Dia adalah Guru Besar dalam bidang Perlindungan Hutan. Hero menyelesaikannya S1 di Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 1987, program Master di Divisi Pertanian Tropis (Division of Tropical Agriculture) Kyoto University pada tahun 1996 dan S3 di Laboratorium Tropical Forest Resources and Environment, Division of Forest and Biomaterial Science Kyoto University tahun 1999.
Hingga hari ini tercatat sekitar 70 karya ilmiah yang berhasil dipubilkasikan. Ada sekitar 20 dipubilkasikan di Jurnal Internasional bergengsi. Hero aktif berkolaborasi dengan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Departemen Kehutanan (Direktorat Penanggulangan Kebakaran Hutan), Departemen Pertanian, BPPT, BNPB, BLHD dan lain-lain.
Hero juga sering bekerjasama dengan instansi teknis tetapi juga dalam bidang penegakan hukum seperti POLRI, Kejakgung, Mahkamah Agung dan DPD untuk mengungkap kejahatan kehutanan pengusaha hitam. Hero aktif berkolaborasi dengan organisasi donor Internasional seperti SCKPFP-EU, JICA, SSFFM-EU, CIDA, Firefight South east Asia, KOICA serta lembaga Internasional baik dalam maupun luar negeri seperti CIFOR, NIAES, JSPS, JST, GFMC, ASEAN, UNDP, Max Plank Institute, dan juga LSM seperti ICEL, WALHI, WWF-Indonesia.
Saat ini Hero tercatat sebagai ahli kebakaran yang mewakili Indonesia di ASEAN Forest Fire Panel Expert. Hero pernah menerima penghargaan Tanda Kehormatan Stayalencana Karya Satya 10 tahun tahun 2001, Canadian Forest Service (CFS) Merit Award dari Canadian Forest Service-Natural Resource Canada tahun 2004, Dosen Berprestasi III IPB tahun 2006, Dosen Berpretasi I Fakultas Kehutanan IPB tahun 2006.