Film kedua Anda ini tentang apa?
Film ini masih action. Ceritannya tentang kakak beradik yang punya indra keenam. Mereka berdua cowok. Mereka kabur dari rumah, mereka harus bertahan hidup di jalanan. Mereka kerja untuk agency untuk menebas teroris. Kakaknya ingin dapat uang lebih banyak, dia kerja disektor swasta di Amerika. Dia itu harus pengetahuan, dia bereksperimen untuk mengambil indra keenam adiknya.
Aktris dan aktor di film ini cukup besar, apakah sulit mengajak mereka?
Nggak, karena aku merasa sudah banyak pengalaman di film kedua ini. Mereka begitu baca skenario sudah tertarik, jadi nggak sulit. Kalau yang pertama, penuh dengan perjuangan.
Sebagai yang sudah berpengalaman di Hollywood, bagaimana Anda memandang perkembangan film di Indonesia?
Indonesia banyak banget talent-nya. Cuma sebagai perbandingan di Indonesia itu penduduknya 250 juta, bioskop di sini sekitar 1.000 buah. Korea Selatan penduduknya 50 juta, jumlah bioskopnya dua ribu. Kalau dibandingkan dengan Amerika, penduduk 300 jutaan, jumlah bioskopnya 20 ribu lebih. Nah menurut aku talent-nya banyak, cuma ada kekurangan gedung bioskop. Jadi ini yang harus diperhatikan.
Tapi film dalam negeri belum banyak dilirik di Indonesia, hanya beberapa yang sukses. Menurut Anda mengapa ini bisa terjadi?
Saya lama di luar, nggak memperhatikan banget perkembangannya. Tapi aku sudah mulai belajar mengamati perfilman di Indonesia. Menurut aku, ini karena kurangnya jumlah gedung bioskop. Misal, jumlah penonton 'Laskar Pelangi' hanya dua persen dari jumlah penduduk. Sedangkan di Korea Selatan bisa jauh lebih banyak. Karena di negara sendiri kurang bioskop. Antara film di Amerika sama di sini sama jumlahnya. Ini hanya karena keterbatasan bioskop aja.
Kalau kebanyakan film dalam negeri tidak dilirik, apa yang salah? Mungkinkah ada gendre film tertentu yang laku di Indonesia?
Kalau di Amerika Serikat semua genre itu bisa sukses, asal ceritanya bagus. Kalau di Indonesia, menurut aku film drama sangat kuat dan di sini seni bela dirinya bagus. Aku perhatikan anak-anak di Indonesia sudah diajarkan bela diri, jadi kalau ditampilkan di film, itu akan lebih terlihat bagus dan original. Kalau orang baru belajar bela diri untuk film, akan terlihat sekali kaku dan nggak enak dilihat.
Sayangnya film bela diri baru muncul-muncul lagi sekarang-sekarang ini. Padahal dulu banyak film yang bergenre action dan mengangkat kekuatan lokal. Tapi di pasar sendiri saja ditonton cuma dua persen, bagaiamana untuk ditonton di luar?
Solusinya apa?
Menurut saya yang lebih bagus semua provinsi mendukung penambahan gedung bioskop. Jadi kita bisa diperhitungkan juga di pasar asing.
Kapan Anda membuat film di Indonesia dengan tema ke-Indonesiaan?
Saya kan lagi sekolah S2 di University of Southern California, jurusan Cinematic Arts, saya cuma bisa cuti dalam 3 bulan. Kalau membuat film saat ini nggak mungkin cuma 3 bulan.
Tapi ke depan saya ingin syuting dan membuat film di sini. Saya sudah membawa produser ke Indonesia, lalu aku bawa stand coordinator dan cameraman. Produserku sudah 3 kali datang dan cameraman sudah 2 kali. Mereka ingin melihat lokasi dan aku ingin memperkenalkan mereka Indonesia.
Asal Anda tahu, orang Amerika dan sineas di sana suka banget sama Indonesia, tapi mereka nggak tahu Indonesia di mana dan apa. Mereka nggak ada ide membuat film tentang Indonesia dan di Indonesia. Mereka menganggap Indonesia itu ada di dalam Bali, itu kan kacau.
Film apa yang akan Anda buat di Indonesia?
Tentang kebudayaan, karena Indonesia kuat dengan budayanya. Ini harus dieksplor banget. Makanya aku minta orang bule itu lihat dulu. Karena bisa aja menurut kita bagus, tapi menurut mereka biasa aja.
Indonesia itu keren banget kalau dari kebudayaan dan kesenian. Misal orang Jawa Barat dan Jawa Timur, bahasanya saja sudah beda. It's so cool.Menurut saya kalau mereka bisa diperkenalkan, bakal maju banget gitu lho.
Film bertema budaya di Indonesia masih jarang, bagaimana Anda yakin ini bisa sukses?
Soalnya orang nggak tahu Indonesia, bagaimana bisa melirik? Makanya sekarang saya ajak 20 orang ke Indonesia. Mereka suka dan sampai ada yang beli rumah di Bali. Ada juga yang akhirnya pulang ke Inggris bawa istri orang Indonesia. Menurut aku kita mesti perkenalkan Indonesia for the first step. Nantinya aku ingin ini tayang di Indonesia dan luar negeri.
Di Indonesia, untuk membuat film, selalu sulit mencari permodalan. Sehingga ini menjadi alasan film-film yang dibuat terlalu komersil dan akhirnya tidak berkualitas. Bagaimana jika di Amerika?
Sama saja di Hollywood. Permodalan is the biggest problem in business. Jadi itu perlu proses waktu sih. Di sana nggak selalu gampang mencari modal. sama sulitnya.
Kamu meniti karier menjadi sineas di Hollywood, apakah akan kembali ke Indonesia?
Menurut aku akan sulit sekali. Di Indonesia, aku akan mengulang dari nol. Riset, tanya-tanya orang. Belajar urus perizinan. Ini akan sangat sulit sekali.
Jika akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia, apakah tidak merasa jatuh 'kelas'?
Kalau pun kembali, saya nggak merasa turun. Di Indonesia banyak potensi. Buktinya aktor Indonesia ada yang go internasional. Saya bilang tadi, talent di Indonesia banyak banget. Aku bangga banget jadi orang Indonesia, makanya belum tukar kewarga negaraan.
Karena di Amerika itu kru aku sudah kenal sama yang namanya jamu-jamu, kacang atom pedes sudah kenal. Kalau kru on-set, pasti aku kasih jamu. Soalnya jamnya panjang. Itu untuk stamina mereka. Makanya kalau balik dari Indonesia aku bawa jamu sampai sekoper.
Tapi potensi bisnis dan kesuksesan Anda terjamin di Hollywood...
Nggak juga, kalau potensi lebih besar di Indonesia. Karena kita kebudayaan banyak banget yang nggak dipunyai negara lain.
Siapa sutradara Indonesia yang Anda banggakan?
Saya suka Teguh Karya. Film bagus-bagus.
Sejak awal karier di luar negeri, Anda berusaha sendiri, sejauh mana peran negara?
Saat itu nggak ada, kan aku lama di sana, sebagai asisten produksi di Amerika. Tapi saat ini aku ingin mengusahakan filmku yang pertama tayang di Indonesia. Nah, sekarang pemerintah sangat mendukung banget. Aku sudah izin ke LSF, ke bioskop. Tinggal menunggu jawaban dari 21 saja.
Lalu kapan kamu akan menggarap film di Indonesia dan tentang Indonesia?
Mungkin 3 sampai 4 tahun lagi lah.
Biografi singkat Livi Zheng
Livi Zheng lahir di Blitar, 3 April 1989. Dia adalah seorang sutradara, produser, screenwriter, aktris dan stuntwoman. Sampai saat ini sudah 3 buah film yang sudah dihasilkan. Semua diproduksi di Amerika Serikat. Dia memproduksi film sejak 2013 dengan film pendek berjudul 'The Empire's Throne' dan 'Legend of the East'. Film panjang pertama dia, 'Brush with Danger' tayang di Amerika pertengahan September 2014 dan mendapatkan nominasi Oscar. Film itu diperkirakan akan diputar di Indonesia November 2015 mendatang.
Livi meninggalkan Indonesia sejak lulus SMP. Dia sekolah SMA di Beijing dan melanjutkan kuliah ekonomi University of Washington. Sekarang Livi tengah menyelesaikan S2 perfilman di University of Southern California.
BERITA MENARIK LAINNYA:
Ahmad Dhani Curiga Kehadiran Ayah Farhat Abbas di PN Jaksel
Kirana Larasati dan Tama Sudah Menikah 22 Agustus