Grace Natalie: Membangun Partai Anak Muda dengan Hemat Biaya

Senin, 18 Mei 2015 | 07:00 WIB
Grace Natalie: Membangun Partai Anak Muda dengan Hemat Biaya
Ketua Umum PSI, Grace Natalie (suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan presenter salah satu TV berita Indonesia, Grace Natalie percaya diri mendirikan sebuah partai, Partai Solidaritas Indonesia. Dengan pengalaman minim di dunia politik dan partai, dia 'nekat' menjadi ketua umum partai yang dia dirikan.

Ditemui di Kantor PSI di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat pekan lalu, perempuan 32 tahun itu menyatakan serius membangun partainya itu. Grace berulang kali mengatakan optimis PSI bisa ikut bersaing di Pemilihan Umum Legislaltif dan Presiden 2019 mendatang.

Grace mengatakan sampai saat ini perwakilan partainya sudah tersebar di lebih dari 500 kabupaten di seluruh Indonesia. Jika memang partainya diresmikan 2016 tahun depan, Grace akan menjadi ketua umum partai termuda se-Indonesia.

Mengenakan sweater minimalis merah, dia bercerita santai awal mula mendirikan partai yang dia klaim isinya anak muda semua. Se-pede apa Grace memimpin partai itu? Dari mana sumber dananya? Apa yang membedakan dengan partai-partai yang sudah ada.

Berikut wawancara suara.com dengan Grace sambil duduk santai di lantai 7 Gedung Pakarti Jalan Tanah Abang III:

Bagaimana awalnya Anda mendirikan Partai Solidaritas Indonesia?

Idenya bertahap yah, dari perbincangan saya dengan Sekjen (PSI) Raja Juliantoni. Dari perbincangn saat saya masih di SMRC. Saya perhatikan saat di survei, kayaknya (calon presiden) yang maju itu lagi, itu lagi. Ada partai yang elektabilitasnya rendah, tapi ketua umumnya paksakan untuk maju.

Jadi kita lihat porsi atau ruang untuk anak-anak muda itu sedikit sekali. Paling cuma Jokowi, itu pun 1 bulan sebelum pemilu legislatif, baru dikasih tiket. Setelah tiket dikasih, iklannya malah Puan (Ketua DPP PDIP Nonaktif Puan Maharani), padahal capresnya PDIP Jokowi.

Jadi kita memang masih sulit sekali untuk regerasi untuk anak muda untuk bisa berperan penting. Hambatannya masih banyak. Kita belum lihat ada regenerasi. Kayak Demokrat, ketumnya lagi-lagi Pak SBY. Tapi dengan rasa segala hormat kami menghargai SBY sudah matang sekali, pengalamannya banyak.

Tapi kan kalau tidak ada regenerasi, akan terus seperti itu. Jadi makanya kita mau punya kontribusi, kita ingin buat, bentuknya apa yah. Kalau bisa berujung ke kebijakan, kan harus parpol. Nah kita bikin baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI