Sejauhmana KPAI sudah mencegahnya?
Memang tanggungjawab untuk melakukan pencegahan, penanggulangan dan pasca terhadapanak-anak kita. dilakukan smua pihak. Pertama itu keluarga, ketika di keluarga tidak masalah. Begitu dia keuar rumah, sekolah. Sekolah harus bertanggungjawab melakukan pecegahan, melakukan bagaimana anak-anak diberikan nilai2. Yang terpenting, keteladanan. Ditujukkan ke anak-anak kkta.
Budaya-budaya itu kan yang beredar, orang sebut budaya orang lain. Tapi kita sekarang tidak bisa ada budaya barat atau timur. Begitu masuk di internet, semua nggak ada batas. Liberalisasi informasi, siapapun bisa mengakses. Bagaimaa kita memilih media yang bermanfaat. Sementara untuk anak-anak, masa kecenderungannya ingin tahu, masa transisi ari anak-anak menuju remaja, ini masa identitas diri. Mencari identas. Perpendampingan di rumah dan di sekolah.
Apakah harus ada pembatasan dan pelarangan usia anak tertentu tidak boleh pegang gadget atau internet?
Agak sulit yah, karena walau pun ada larangan. Siapa yang bisa mengawasi anak tidak akses internet, facebook, twitter. Sementara di kehidupan sekarang itiu sudah menjadi kebutuhan. Tiggal bagaimana mengisi kontenna. Saya melihat itu alat. Memilih konten tergantung kita. Kalau merang anak, mungkin di rumah hbut aturan. tapi beda di sekolah atau di lingkungan. Kita tidak bisa megawasi.
Anda melihat media sosial dan internet sebagai ancaman pemicu kkerasan dan pelecehan seksual pada anak?
Untuk yang tertetu bisa mengancam, tapi problemnya mengancam pada yang addic. Ada orang yang tidak bisa lepas dengan HP. tapi ada anak-anak yang biasa. Tapi tergantung bagaimana ke pengasuhan. Ini bisa jadi ancaman, tapi ada sisi positifnya juga.