Maria Ulfah: Kekerasan Pada Anak Dimulai dari Internet

Rabu, 29 April 2015 | 06:15 WIB
Maria Ulfah: Kekerasan Pada Anak Dimulai dari Internet
Anggota KPAI Maria Ulfah. (Pebriansyah Ariefana/suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sering, laporan kan ada web yang terkait pornografi. Kami sampaikan ke Kominfo, dan menurut mereka sering diblokir. Tapi banyak muncul nama baru. Tapi isi yang hampir sama. Jumlahnya banyak, saya nggak hafal. Itu sudah dilakukan sejak lama.

Adakah perbandingan jumlah kekerasan atau pelecehan pada anak sebelum dan sesuadah media sosial ini ramai?

Kalau kontribusinya seberapa besar, kita belum pernah meneliti. Tetapi dari sisi pengaruhnya cukup dahsyat lewat media sosial. Kekerasan yang berakibat pada anak. Justru kekerasan seksual banyak. Contoh kasus yang prostitusi online kemarin ini. Kan lewat media sosial juga. Malah pelakunya anak-anak. Korbannya anak-anak.

Dari media sosial atau internet, mana yang paling banyak? Psikis atau seksual?

Yang banyak sih dari media sosial kecenderungannya dari pornografi yah. Kecenderungannya media online yang pornografi yang menjadi pemicu pada anak-anak untuk mempraktikkan pada video-video yang mereka lihat. Kekerasan seksual banyak sekali.

Selain itu psikis, itu juga banyak. Dampaknya juga besar sekali. Misal Saya dari Banjarnegara, karena dialog anak. Mereka banyak bercerita tentang apakah ada yang pernah mendapat bullying dari teman-temannya? Katanya nggak ada, karena tidak seraya fisik. Begitu saya tanya apakah pernah ada yang dipalak kakak kelas? Pada ngacung, ada banyak. Lalu adanya pernah dilecehkan, saling menghina, dan di mana yang paling berat. Katanya di media sosial, diledek.

Apa dampak nyata dari bullying itu?

Secara psikologis. Mereka malas ke sekolah, apalagi kalau korban pelecehan seksual. Mereka mengucilkan diri dan sampai mau bunuh diri. Kemudian temannya motivasi. Itu pada level kabupaten banjarnegara yah. SMA kelas 2.

Dulu peran sekolah kuat, bagaimana sekarang?

Kalau dilihat peraturan sekolah, kalau pegang ponsel, itu tidak boleh. Banyak yang melarang, tapi di luar kan mereka masih bisa memakai. Sudah canggih HP mereka. Justru yang perlu dilakukan penguatan tentang teknologi informasi dan media sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI