Kalau disetujui di situ ya sudah ga perlu lagi ke regulator, padahal mestinya satu pintu. Ya regulator itu. IDSC hanya memfasilitasi untuk mengumpulkan masing-masing airline, ngga ada yang dirugikan dan diajukan ke regulator.
Bukankah memang jalurnya begitu, artinya IDSC hanya rekomendasi dan izinnya dari Kementerian?
Tapi kenyataannya mereka menganggap kalau sudah dari IDSC sudah kelar. Itu yang terjadi, salah persepsi, lah kenapa problem itu bisa berlarut-larut. Itu salah kaprah. Dia (maskapai) pikir komite yang akan mengurusnya bersama-sama.
Nah pihgak regulator kenapa alpa, mestinya kan ngecek setiap hari. Ada satu sistem pengawasan berlapis. Mengapa di otoritas bandara juga lolos, mengapa di stasiun Angkasa Pura lolos, mengapa di ATC juga lolos? Ada apa sebenarnya..
Anda mencurigainya ada apa?
Biasalah, kalau ditempat perizinan itu kan angker. Banyak setannya.
Aku jadi dirjen pertama kali langsung saya bersihkan direktorat itu karena laporan masyarakat begitu banyak. Saya lakukan penyidikan, masuk langsung minggu pertama. Itu berkaitan dengan izin. Dulu belum ada izin slot, tapi izin langsung sama flight approval.
Saya terjunkan PPNS, ketemu bukti-bukti saya pindahkan orangnya.
Ada berapa banyak terlibat waktu anda temukan?
Sebenarnya yang terlibat banyak, tapi ada yang sudah diputar. Nah yang sudah diputar selamat. Nah yang selamat waktu itu melanjutkan.