Kalau bisa kita dalam lima tahun bisa kelar semua itu. Ngga ada tertinggal lagi. Kita bikinkan cluster baru, bukan tertinggal istilahnya. Misalnya jadi menengah dan ditingkatkan menjadi maju atau mandiri.
Defisni tertinggal itu apa? Kalau definisnya umum, semuanya pasti tertinggal. Tapi kalau definsiinya misalnya secara fiskal sudah memadai, dari sisi tata kelola pemerintrahan lumayan bagus. Dari ketahanan pangan sudah mandiri. Itu indikator yang kita ukur.
Dari sisi insfrastruktru desa masih rusak berat. Itu tertinggal. Dari sisi ketahanan pangan ngga ada, itu tertingal. Masih ada yang banyak buta huruf, itu tertinggal berarti.
Tapi kalau dananya tersendat-sendat ya ngga bisa cepat. Karena ini berkaitan dengan pembangunan insfrastruktur, pembangunan SDM termasuk akselerasi tata pemerintahan, pengentasan masyarakat miskin. Dan memberdayakan ekonomi kreatif.
Suara: Ini kan nomenklatur baru? Kendala apa yang bakal dihadapi?
M: Ini kerja keras, bukan ringan. Saya optimistis kalau kewenangan itu jelas. Saya segera lari. Kalau untuk transmigrasi dan PDT sih ada tinggal dievaluasi. Kita tinggal monitoring.
Ambil contoh untuk transmigrasi, banyak daerah yang masih kosong, dan itu sangat layak untuk memindahkan penduduk. Tapi persoalannya transmigrasi ngga semenarik dulu. Kita harus buat daya pikat dengan memberikan fasilitas yang lebih.
Suara: Anda sempat menyebut akan membuat program transmigrasi itu ‘seksi’. Seperti apa sih maksud anda?
M: Nanti kalau saya menyebut Papua di bully lagi. (sambil meminta beberapa keterangannya tak dimuat)
Beginilah, kita akan bikin misalnya, program lama itu kawasan terpadu mandiri. Akses ke sana itu harus bagus. Kedua lahannya bisa diperluas. Ketiga, anak-anak calon transmigran ini diberi beasiswa, sekolahnya gratis.