Suara.com - Boeing, nama besar di dunia penerbangan, kini berada di ujung tanduk. Serangkaian kegagalan manajerial dan masalah kualitas produksi tidak hanya menyebabkan keterlambatan pesanan, tetapi juga insiden tragis yang mengguncang industri.
Kepercayaan publik merosot, regulator memperketat pengawasan, dan para pemegang saham mulai mempertanyakan masa depan perusahaan yang telah berdiri lebih dari satu abad ini.
Dalam upaya penyelamatan, Boeing menunjuk seorang CEO baru dengan misi berat: mengembalikan reputasi, memperbaiki sistem yang rusak, dan memastikan keselamatan yang sempat dipertanyakan. Namun, dengan tantangan yang begitu besar, apakah perubahan kepemimpinan cukup untuk menyelamatkan Boeing?