Suara.com - Angka pernikahan di Indonesia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir, tapi bukan berarti tekanan sosial terhadap para pelajang ikut menurun.
Krist, transpuan asal Bandung, terjebak dalam realitas pahitnya cinta yang tak diakui. Sementara di Taiwan, meski semua bentuk pernikahan sudah diakui, tapi perjuangan kelompok orientasi seksual minoritas untuk mendapatkan cinta, masih tetap penuh tantangan.
Apakah menikah menjadi solusi untuk bahagia khususnya bagi komunitas LGBTQIA+?
Simak kisah Krist dan Larry dalam video berjudul "Arti pernikahan bagi kelompok orientasi seksual minoritas: Apakah solusi untuk bahagia?" berikut ini.