Suara.com - Aksi penusukan Sandy Permana oleh Nanang Irawan atau Nanang Gimbal dilatarbelakangi faktor emosi yang memuncak. Sudah sejak lama, Nanang memendam amarah ke Sandy karena perlakuannya.
"Kalau dari cerita temen-temen yang sudah ketemu setelah kejadian, ya dia bilangnya udah nggak tahan, gelap mata, emosi," ungkap Choky Andriano di kawasan Jatisampurna, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (19/1/2025).
Namun setelah emosinya mereda, Nanang Gimbal menyesal menusuk Sandy Permana. Ia sampai menangis di tengah pelarian.
"Habis itu dia nyesel. Yang dia pergi menyendiri sampai ke mana itu, yang waktu masih dicari, itu nangis dia," beber Choky Andriano.
Sesal mendalam sampai membuat Nanang Gimbal hilang arah saat melakukan pelarian. Puncaknya, Nanang memilih tidur di komplek pemakaman karena tidak tahu harus ke mana. "Sampai tidur di kuburan kan," kisah salah satu kru sinetron yang mengenal baik Nanang Gimbal, Ade Ika Putra atau Ade Menyon.
"Dia nyesel," sambung Choky Andriano. Penyesalan Nanang Gimbal bisa dimengerti. Choky Andriano pun pasti juga akan marah kalau tiba-tiba diludahi orang tanpa alasan jelas.
Video Editor: Praba