Suara.com - Pada 26 Desember 2004, gempa berkekuatan 9,1 hingga 9,3 skala richter yang diikuti terjangan tsunami dahsyat menghancurkan Aceh dan beberapa negara yang tak jauh dari Aceh.
Tragedi tersebut menewaskan setidaknya lebih dari 230.000 korban jiwa. Bagi para penyintas yang selamat dari bencana dahsyat itu, gempa dan tsunami Aceh 2004 adalah hari kelam di mana puncak kesedihan, kehilangan, rasa trauma itu datang secara bersamaan.
Namun bencana itu juga menghadirkan hikmah. Salah satunya, bencana itu telah mempercepat perdamaian antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Indonesia yang telah berkonflik selama kurang lebih 30 tahun. Bagaimana kehidupan para penyintas, 20 tahun setelah bencana?